Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemimpin Militer Sudan Tuduh Politisi Sipil Pancing Kudeta

Kompas.com - 23/09/2021, 17:33 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Al Jazeera

KHARTUM, KOMPAS.com - Para pemimpin militer Sudan menuduh politisi sipil membuka kesempatan bagi kudeta dengan mengabaikan kesejahteraan publik sambil diliputi oleh pertengkaran internal.

Di bawah kesepakatan pembagian kekuasaan pada Agustus 2019, setelah penggulingan penguasa lama Omar Al-Bashir, Sudan diperintah oleh badan militer dan politisi sipil gabungan yang dikenal sebagai dewan berdaulat yang bertugas mengawasi transisi ke pemerintahan sipil penuh.

Pihak berwenang militer Sudan mengatakan pada Senin (20/9/2021) bahwa mereka telah menahan 21 petugas yang berusaha untuk mengambil alih kekuasaan pada dini hari, seperti yang dilansir dari Al Jazeera pada Rabu (22/9/2021).

Baca juga: Upaya Kudeta Digagalkan, Jenderal Top Sudan Langsung Ditangkap

Al Jazeera melaporkan bahwa masih "tidak ada jawaban atas apa yang dikatakan orang-orang di balik kudeta selama interogasi".

Namun, ancaman perebutan kekuasaan tampaknya telah meningkatkan ketegangan antara militer dengan mitra politisi sipil dalam pemerintahan transisi Sudan, yang hubungannya telah retak.

Berbicara pada wisuda militer di Omdurman, Jenderal Abdel Fattah Al-Burhan, kepala Dewan Berdaulat, dan wakilnya Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, menuduh politisi sipil mencari keuntungan pribadi dan melupakan tujuan revolusi.

Politisi sipil adalah penyebab utama di balik kudeta karena mereka telah mengabaikan warga pada umumnya...dan lebih peduli memperebutkan bagaimana mereka bisa tetap berkuasa,” kata Dagalo, yang dikenal luas sebagai Hemeti, seperti dikutip oleh kantor berita resmi SUNA.

“Ini telah menciptakan kekecewaan di antara warga,” tambah kepala paramiliter yang ditakuti itu dalam sebuah pidato kepada pasukan di sebuah kamp militer di barat Khartoum.

Baca juga: Muncul 29 Jenazah Manusia di Sungai, Sudan Panggil Dubes Etiopia

Tidak dapat diterima

Setelah upaya kudeta, Perdana Menteri sipil Abdalla Hamdok telah mengulangi seruan untuk merestrukturisasi militer dan membawa kepentingan bisnisnya di bawah pengawasan sipil, sumber utama perselisihan, dalam pidato yang tidak menekankan persatuan militer-sipil, seperti yang telah dia lakukan sebelumnya.

Partai politik Sudan meminta warga untuk menolak kekuasaan militer dan melindungi revolusi. Al-Burhan menyebut pernyataan seperti itu “tidak dapat diterima”.

“Siapa yang harus mereka bangkitkan untuk melindungi revolusi? Dari kami, militer? Kami adalah orang-orang yang melindunginya dari mereka, orang-orang yang ingin mencurinya,” kata Al-Burhan.

Al-Burhan mengatakan militer adalah kelompok yang paling tertarik pada transisi menuju demokrasi dan pemilihan umum.

Baca juga: Sekitar 50 Mayat Orang Tigray Ditemukan Mengambang di Sungai Sudan

“Mereka sibuk berkelahi dan berteriak dan mengarahkan semua panah mereka ke kami,” katanya menuduh para politisi sipil.

Al Jazeera melaporkan pidato tersebut menyoroti gesekan antara kedua belah pihak.
Para pemimpin militer menyalahkan politisi atas situasi Sudan saat ini.

“Mereka berbicara tentang ekonomi. Mereka mengatakan bahwa politisi tampaknya fokus untuk mendapatkan kekuasaan dan tidak fokus pada isu-isu yang penting bagi warga sipil," kata Al-Burhan.

Baik Al-Burhan dan Dagalo mengatakan mereka merasa angkatan bersenjata tidak dihargai.

Militer dihina dan dilecehkan siang malam, jadi bagaimana tidak ada kudeta,” kata Dagalo.

Baca juga: Sudan Selatan Kembalikan 72.000 Dosis Vaksin Covid-19 ke Covax

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com