TIANJIN, KOMPAS.com - Menyesuaikan permintaan pasar saat ini, Akademi Keamanan Genghis yang menyebut dirinya satu-satunya sekolah bodyguard di China, menambah pelatihan cara menangani peretasan.
Setiap harinya para pelajar dengan setelan pakaian serba hitam belajar dari pagi hingga tengah malam, di sekolah yang berlokasi di timur kota Tianjin itu.
Di sana pertahanan digital diberikan porsi latihan yang sama dengan keterampilan berkelahi jarak dekat tradisional, pelatihan senjata, dan mengemudi dengan kecepatan tinggi.
Baca juga: Koran Spanyol Laporkan Hacker China Curi Data Vaksin Corona
Sekitar 1.000 lulusan tiap tahun berharap mendapat pekerjaan sebagai bodyguard orang-orang kaya dan terkenal China.
Menurut laporan kantor berita AFP Minggu (20/9/2020), gaji bodyguard di China bisa mencapai 70.000 dollar AS (Rp 103,5 juta), beberapa kali lebih tinggi dari gaji kantoran.
Akan tetapi sekolah tersebut mengatakan, tak bisa memenuhi permintaan karena pertumbuhan cepat miliarder China, yang menurut laporan Credit Suisse pada 2019 adalah 4,4 juta orang dan lebih banyak dari AS.
Biaya kursusnya mencapai 3.000 dollar AS (Rp 44,3 juta) per murid, dan meski mereka harus membatalkan pelatihan antara Februari-Juni karena pandemi virus corona, itu tidak mengurangi tingginya permintaan pasar.
Hanya yang terbaik yang lulus, kata pendirinya Chen Yongqing, dan bersikeras standar disiplinnya lebih ketat daripada di barak tentara.
Baca juga: Ketika Hutan Vertikal di Kompleks Hunian di China Berubah Jadi Sarang Nyamuk
"Saya cepat marah dan sangat menuntut," ujar veteran militer dari wilayah Mongolia Dalam di utara China itu kepada AFP.
"Hanya dengan ketegasan kita bisa mengasah setiap pedang dengan baik. Jika Anda tidak menempanya dengan baik, pedang itu akan patah dengan sendirinya," terangnya beranalogi.
Chen melanjutkan, sekitar separuh muridnya adalah mantan militer.
Mereka berlatih dalam barisan di aula olahraga besar dan lusuh, dengan memegang senjata plastik biru di depan mereka, sebelum berlatih mengamankan klien ke mobil Audi hitam yang jendelanya pecah.
Sesi lain diadakan di ruang kelas atau gym, di mana mereka bertinju dengan mengenakan kaus merah.
Penggunaan ponsel dilarang, sedangkan makanan diambil tanpa suara di ruang makan besar. Ada foto-foto lulusan terkenal yang dipajang di situ. Mereka telah mengawal banyak orang terkenal seperti Jack Ma hingga Presiden Perancis yang sedang berkunjung ke China.
Baca juga: 300 Armada Kapal China Ditemukan Jarah Ikan di Perairan Galapagos yang Mengancam Spesies Laut Langka
"Kami menerapkan standar pengawal China," kata instruktur Ji Pengfei kepada AFP.
Jurnalis AFP di lokasi melaporkan, di satu kelas terlihat siswa berpasang-pasangan berlatih skenario melindungi "klien" dari penyusup.
Para bodyguards diharuskan melindungi "bos" ke belakang mereka dan di saat bersamaan mengeluarkan pistol.
Mereka yang gagal melakukannya dalam 2 detik dihukum push-up 50 kali.
Senjata api di sekolah Tianjin itu palsu, karena China melarang kepemilikannya. Untuk berlatih dengan senjata api sungguhan, para murid dibawa ke Laos.
Baca juga: AS Blokir TikTok, WeChat, dan Huawei, Ini Daftar Balasan China
Di negara yang sangat diawasi dengan tingkat kejahatan yang rendah di jalanan, para bodyguard harus mengikuti tuntutan zaman dengan memiliki keahlian terkini, yakni melawan mata-mata atau peretas profesional.
"Bos-bos China tidak butuh kalian untuk berkelahi," kata Chen ke para muridnya, dan memberitahu bahwa basis klien mereka meliputi perusahaan real estate dan teknologi besar.
Menangkis peretasan di ponsel, keamanan jaringan, mendeteksi penyadap, dan menghapus data adalah keahlian yang sekarang juga harus dimiliki bodyguard.
Meski begitu, ancaman model lama masih terjadi di "Negeri Panda". Awal tahun ini miliarder He Xiangjian yang merupakan pendiri Midea dan salah satu orang terkaya di sana, diculik dari rumahnya.
Baca juga: Taiwan Janjikan Hubungan Lebih Erat dengan AS, China Kirim 18 Jet Tempur
Menurut media China, putra He kabur dengan melompat ke sungai dan dapat memanggil polisi, yang mengatakan mereka telah menangkap lima tersangka di TKP.
Seorang peserta latihan bernama Zhu Peipei (33) yang adalah veteran tentara dari provinsi Shanxi, berharap menjadi bodyguard dapat menutupi kurangnya keterampilan profesional atau kualifikasi akademisnya.
"Dan tentu saja ini keren," tambahnya dikutip dari AFP.
Akan tetapi ada juga alumni Akademi Genghis yang melayani perintah "membosankan", seperti menemani anak-anak orang kaya atau terkenal ke sekolah, dengan bayaran 180.000 yuan (Rp 393 juta) per tahun
Itu jauh di bawah gaji pokok perusahaan swasta sekitar 53.000 yuan (Rp 115,75 juta) per bulan.
Para lulusan juga harus menyesuaikan kepercayaan klien kaya mereka, kata Ji.
Baca juga: AS Blokir Download TikTok, China Merasa Di-bully dan Siap Balas
Beberapa hanya percaya dengan bodyguard yang zodiak China-nya cocok dengan mereka, sementara seorang dari perusahaan Fortune 500 hanya ingin mempekerjakan pengawal dari kota asalnya.
Sementara itu klien lain ada yang menanyai calon bodyguard buku apa yang suka dibacanya, dan dia baru direkrut setelah mengatakan suka novel militer.
Lulusan terbaik bisa meraup penghasilan 500.000 yuan (Rp 1 miliar) setahun di China, tetapi beberapa murid ingin bekerja di luar negeri dengan klien asing.
"Saya ingin bekerja di Filipina atau Myanmar," kata seorang siswa yang tak mau disebut namanya.
"Dengan begitu saya bisa membawa senjata, itu akan lebih menantang dan saya bisa mendapat uang lebih banyak."
Baca juga: China Beri Bantuan Pangan 3.000 Ton Lebih Beras untuk Sudan Selatan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.