Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curiga Masker Dibuat di Korea Selatan, Kim Jong Un Kembalikan ke China

Kompas.com - 19/09/2020, 06:48 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

PYONGYANG, KOMPAS.com - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dilaporkan mengembalikan masker ke China, di tengah kecurigaan diproduksi di Korea Selatan.

Kabar itu diungkapkan oleh salah satu pegadang, yang mengaku terkejut dengan langkah yang dilakukan negara penganut ideologi Juche itu.

Kim Jong Un dilaporkan paranoid dengan mulai kuatnya pengaruh Korea Selatan di negaranya, terutama dalam maraknya aksi pembelot yang mengkritiknya.

Baca juga: Selama 90 Menit, Anak-anak Korea Utara Disuruh Belajar soal Kim Jong Un

Karena itu, pemerintahannya melarang segala produk yang dibuat di sana. Bahkan, mereka juga melarang produk China yang diproses menggunakan bantuan asing.

Semua berawal ketika masker menjadi barang yang paling banyak dicari selama virus corona, meski Korea Utara mengaku belum mendapat satu kasus pun.

Pedagang di kota perbatasan China Dandong mengungkapkan, masker itu disimpan di gudang Korut selama satu bulan sebelum dikembalikan.

Kepada Radio Free Asia, dia menuturkan awalnya mereka mendapat pesanan mengirimkan masker berkualitas baik meski harganya sedikit mahal.

"Jadi para pedagang mengirim 15.000 unit KF94, yang kualitasnya sangat baik bahkan di Korsel sekali pun," ucapnya dikutip Daily Express Kamis (17/9/2020).

Namun anehnya, setelah disimpan selama satu bulan, benda itu dikembalikan karena terdapat kecurigaan tidak diproduksi di "Negeri Panda".

Baca juga: Kim Jong Un Puji Tentara Korut sebagai Pembangun Negeri Dongeng

Pengusaha yang tidak disebutkan identitasnya itu mengatakan, mereka menyelundupkan barang itu seolah-olah dibuat di China.

Bahkan, mereka tidak menyertakan label untuk memperkuat alibi. Tapi Pyongyang mengembalikannya karena kualitasnya berbeda dari yang selama ini mereka impor.

"Alasan kami mengirim produk Korsel karena permintaan 'kirim yang berkualitas baik meski sedikit mahal'," keluh pengusaha tersebut.

Karena itu, mereka mencoba mengirim barang dari "Negeri Ginseng" yang harganya bisa ditekan demi memperoleh keuntungan.

Ucapan pedagang itu diamini oleh koleganya, yang menjelaskan mereka bersikap seolah tidak tahu karena pihak Korut menekan harganya.

Pemerintah Korea Utara meyakini, buatan "Negeri Panda" berkualitas rendah. "Tapi jika kualitasnya terlalu baik, mereka curiga datang dari tetangga," kata dia.

Baca juga: Trump dan Kim Jong Un Berjanji Bersahabat Selamanya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com