Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Kompas.com - 11/05/2024, 21:20 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: Burak Uenveren/DW Indonesia

ANKARA, KOMPAS.com - Senyum menghiasi wajah Presiden Recep Tayyip Erdogan ketika menjawab pertanyaan DW, "Kami sudah tidak lagi mempertahankan hubungan dagang intensif dengan Israel. Isunya sudah selesai,” kata dia dalam jumpa pers di akhir kunjungan Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier di Ankara, dua pekan lalu.

Saat itu, rencana Turkiye "membatasi" ekspor sebanyak 54 jenis komoditas ke Israel baru berupa ancaman. Beberapa hari setelah pernyataan Erdogan, Kementerian Perdagangan akhirnya mengumumkan penghentian kerja sama ekspor dan impor dengan Israel.

Kedua negara sejatinya menjalin kekariban bisnis. Menurut Asosasi Ekspor Turkiye, TIM, perdagangan bilateral antara Turkiye dan Israel "memiliki struktur yang stabil dan independen secara politik.”

Baca juga: Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Pada 2022 silam, volume perdagangan antara kedua negara mencapai sembilan miliar dollar AS. Israel mengekspor barang senilai dua miliar dollar AS, sementara Turkiye membukukan penjualan senilai tujuh miliar dollar AS.

Volume dagang kedua negara sejak itu berkurang dan hanya mencapai tujuh miliar dollar AS pada 2023.

Proyeksi negatif di Turkiye

Bagaimana penghentian dagang dengan Israel akan berdampak pada ekonomi Turkiye yang sedang dilanda krisis? Menurut Oguz Oyan, ekonom dan tokoh oposisi Turkiye, langkah tersebut akan menyulitkan Ankara menemukan investor asing.

"Negara Barat, terutama Amerika Serikat dan Eropa, memandang negatif negara yang menjatuhkan sanksi terhadap Israel,” kata dia.

"Penghentian dagang tidak hanya memperburuk hubungan dengan Israel, tetapi juga dengan pasar keuangan, dan artinya juga aliran dana investasi ke Turkiye.”

Salah satu sektor ekonomi yang akan paling terdampak di Turkiye adalah pariwisata. Bagi turis Israel, negeri dua benua itu selama ini merupakan negara tujuan wisata paling populer.

Pada 2022, misalnya, sebanyak 850.000 warga Israel berpelesir ke Turkiye. Tahun 2023 jumlahnya berkurang sembilan persen.

Kritik dari Israel

Di Israel, Menteri Luar Negeri Israel Katz merespons keras keputusan Turkiye untuk sepenuhnya menghentikan hubungan dagang.

"Erdogan melanggar perjanjian internasional dengan memblokir pelabuhan. Dia mengabaikan kepentingan rakyat Turkiye dan pengusaha Turkiye. Beginilah tindakan seorang diktator," kata dia.

Apakah keputusan Ankara akan memicu konsekuensi hukum? "Tidak,” kata Profesor Funda Basaran Yava?lar di Universitas Marmara, Istanbul, spesialis dalam hukum keuangan internasional.

Karena sejauh ini, belum ada kontrak bisnis yang diakhiri secara sepihak. Basaran yakin, situasinya belum akan berubah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hampir 100 Truk Bantuan Masuk Gaza lewat Dermaga AS

Hampir 100 Truk Bantuan Masuk Gaza lewat Dermaga AS

Global
Presiden Perancis dan Para Menteri Arab Bahas Pendirian Negara Palestina

Presiden Perancis dan Para Menteri Arab Bahas Pendirian Negara Palestina

Global
Usai Keputusan ICJ, Warga Palestina Ingin Tindakan, Bukan Kata-kata

Usai Keputusan ICJ, Warga Palestina Ingin Tindakan, Bukan Kata-kata

Global
[POPULER GLOBAL] Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah | Cerita Ayah Tak Mampu Beli iPhone bagi Putrinya

[POPULER GLOBAL] Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah | Cerita Ayah Tak Mampu Beli iPhone bagi Putrinya

Global
ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

Global
Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Global
Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Global
Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Global
Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Global
Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Global
Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Global
Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Internasional
Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Internasional
China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

Global
Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com