Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Kompas.com - 24/05/2024, 15:25 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber ABC News

PORT MORESBY, KOMPAS.com - Bencana tanah longsor terjadi di daerah terpencil di Papua Nugini pada Jumat (24/5/2024). Tanah longsor itu mengubur sebuah desa hingga diyakini bahwa lebih dari 100 orang tewas.

Demikian laporan Australian Broadcasting Corp. Tanah longsor dilaporkan melanda desa Kaokalam di Provinsi Enga, sekitar 600 kilometer barat laut ibu kota negara kepulauan Pasifik Selatan, Port Moresby, sekitar pukul 3 pagi waktu setempat, ABC news melaporkan.

Warga mengatakan perkiraan jumlah korban tewas saat ini melebihi 100 orang, meskipun pihak berwenang belum mengonfirmasi angka tersebut. Namun penduduk desa mengatakan jumlah orang yang tewas mungkin jauh lebih tinggi.

Baca juga: Batu Besar Longsor dan Hantam Mobil Saat Gempa Taiwan

Video di media sosial menunjukkan penduduk setempat mengeluarkan jenazah yang terkubur di bawah batu dan pohon.

Pemerintah dan polisi Papua Nugini tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Elizabeth Laruma, yang menjalankan asosiasi bisnis perempuan di Porgera, sebuah kota di provinsi yang sama dekat Tambang Emas Porgera mengatakan, rumah-rumah desa rata dengan tanah ketika sisi gunung runtuh.

"Ini terjadi ketika orang-orang masih tertidur pada dini hari, dan seluruh desa telah tenggelam," kata Laruma kepada ABC News.

"Dari perkiraan saya, ada sekitar 100 lebih orang yang terkubur di bawah tanah," ungkap dia.

Selain itu, tanah longsor juga menutup jalan antara Porgera dan desa tersebut, sehingga meningkatkan kekhawatiran mengenai pasokan bahan bakar dan barang bagi kota tersebut.

Baca juga: Korban Tewas Gempa Taiwan 12 Orang, Tim Evakuasi Hadapi Ancaman Tanah Longsor

Warga desa Ninga Role yang sedang tidak berada di tempat ketika tanah longsor terjadi, memperkirakan setidaknya empat kerabatnya telah meninggal.

"Ada beberapa batu besar, tanaman, dan pohon. Bangunan-bangunannya runtuh. Hal-hal ini membuat sulit untuk menemukan mayatnya dengan cepat," tutur dia.

Belinda Kora, reporter ABC yang berbasis di Port Moresby mengatakan, pihak berwenang belum memberikan komentar resmi lebih dari 12 jam setelah bencana tersebut.

Untuk mencapai lokasi bencana, dia mengatakan bahwa hanya helicopter yang dapat mengaksesnya. Sebab, daerah itu berada di kawasan pedalaman pegunungan. Sedangkan akses jalan Utama tertutup.

Papua Nugini adalah negara berkembang dan beragam yang sebagian besar penduduknya adalah petani subsisten dan menguasai 800 bahasa. Ada beberapa jalan di luar kota-kota besar.

Dengan populasi 10 juta jiwa, negara ini juga merupakan negara Pasifik Selatan dengan populasi terpadat setelah Australia, yang merupakan rumah bagi sekitar 27 juta jiwa.

Baca juga: Gadis 3 Tahun Diselamatkan Usai 60 Jam Terjebak Tanah Longsor di Filipina

Namun, telekomunikasi buruk, khususnya di luar Port Moresby. Di mana data pemerintah menunjukkan 56 persen pengguna media sosial di negara tersebut, hanya 1,66 juta orang di seluruh negeri yang menggunakan internet dan 85 persen penduduknya tinggal di daerah pedesaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kebakaran di Turkiye, 5 Orang Tewas dan 54 Lainnya Terluka

Kebakaran di Turkiye, 5 Orang Tewas dan 54 Lainnya Terluka

Global
Ujian Masuk Kampus Kedokteran India Diduga Ada Penipuan dan Korupsi

Ujian Masuk Kampus Kedokteran India Diduga Ada Penipuan dan Korupsi

Global
Sistem Air di Gaza Rusak, Anak-anak Kini Diserang Penyakit

Sistem Air di Gaza Rusak, Anak-anak Kini Diserang Penyakit

Global
Rangkuman Hari Ke-848 Serangan Rusia ke Ukraina: Korsel Kaji Larangan Pasok Senjata ke Ukraina | Putin Wacanakan Kirim Senjata ke Korea Utara 

Rangkuman Hari Ke-848 Serangan Rusia ke Ukraina: Korsel Kaji Larangan Pasok Senjata ke Ukraina | Putin Wacanakan Kirim Senjata ke Korea Utara 

Global
Rusia Lumpuhkan 114 Drone Ukraina, 1 Orang Tewas

Rusia Lumpuhkan 114 Drone Ukraina, 1 Orang Tewas

Global
Kunjungi Vietnam, Putin Ingin Bangun Arsitektur Keamanan untuk Asia

Kunjungi Vietnam, Putin Ingin Bangun Arsitektur Keamanan untuk Asia

Global
Mengapa Kelompok Hezbollah Mengancam Siprus?

Mengapa Kelompok Hezbollah Mengancam Siprus?

Internasional
Tanggapan AS Usai Putin Buka Peluang Kirim Senjata ke Korea Utara

Tanggapan AS Usai Putin Buka Peluang Kirim Senjata ke Korea Utara

Global
Korea Selatan Lepaskan Tembakan Peringatan Usai Ada Pelanggaran Perbatasan

Korea Selatan Lepaskan Tembakan Peringatan Usai Ada Pelanggaran Perbatasan

Global
Putin Buka Peluang Pasok Senjata ke Korea Utara, Apa Tujuannya?

Putin Buka Peluang Pasok Senjata ke Korea Utara, Apa Tujuannya?

Global
Ketegangan Israel-Hezbollah Picu Kekhawatiran Meluasnya Perang Gaza...

Ketegangan Israel-Hezbollah Picu Kekhawatiran Meluasnya Perang Gaza...

Global
Sulitnya Warga Palestina Mencari Anggota Keluarga yang Hilang di Gaza

Sulitnya Warga Palestina Mencari Anggota Keluarga yang Hilang di Gaza

Internasional
Israel Gempur Kamp-kamp Pengungsi di Gaza Tengah dan Perdalam Invasi ke Rafah

Israel Gempur Kamp-kamp Pengungsi di Gaza Tengah dan Perdalam Invasi ke Rafah

Global
PM Netanyahu Sebut Israel Butuh Senjata AS demi Pertahankan Eksistensi

PM Netanyahu Sebut Israel Butuh Senjata AS demi Pertahankan Eksistensi

Global
Ketegangan Baru Pemerintahan Biden dan PM Israel Netanyahu...

Ketegangan Baru Pemerintahan Biden dan PM Israel Netanyahu...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com