Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

300 Armada Kapal China Ditemukan Jarah Ikan di Perairan Galapagos yang Mengancam Spesies Laut Langka

Kompas.com - 19/09/2020, 17:35 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

GALAPAGOS, KOMPAS.com - Sebuah penyelidikan menemukan 300 armada kapal China tertangkap melakukan misi penangkapan ikan ilegal selama sebulan di lepas pantai Kepulauan Galapagos, yang mengancam spesies langka di oasis margasatwa laut.

Kapal penangkap ikan asing menjarah perairan yang dilindungi di dekat Cagar Laut Galapagos untuk menangkap cumi-cumi, yang sangat penting untuk kelangsungan hidup spesies sekitarnya, seperti anjing laut, hiu martil, dan tuna, menurut data yang dianalisis oleh kelompok konservasi laut Oceana.

Baca juga: AS Blokir TikTok, WeChat, dan Huawei, Ini Daftar Balasan China

“Selama sebulan, dunia menyaksikan dan bertanya-tanya apa yang dilakukan armada penangkapan ikan China yang sangat besar di lepas Kepulauan Galapagos, tapi sekarang kami tahu,” kata Marla Valentine, analis penangkapan ikan ilegal dan transparansi Oceana.

Melansir New York Post pada Jumat (18/9/2020), Valentine mengatakan bahwa upaya penangkapan ikan besar-besaran dan berkelanjutan dari armada China ini mengancam Kepulauan Galapagos yang menjadi rumah bagi spesies langka dan sumber mata pencarian bagi para nelayan.

Baca juga: Taiwan Janjikan Hubungan Lebih Erat dengan AS, China Kirim 18 Jet Tempur

Bendera kapal China terlihat menangkap cumi-cumi antara 13 Juli dan 13 Agustus, menyapu total 73.000 jam penangkapan ikan ilegal, menurut alat pemetaan online yang digunakan oleh kelompok tersebut.

Kepulauan Galapagos dianggap sebagai permata lingkungan dengan lebih dari 20 persen spesies lautnya tidak ditemukan di tempat lain di bumi ini.

Baca juga: AS Blokir Download TikTok, China Merasa Di-bully dan Siap Balas

Secara total, 99 persen aktivitas penangkapan ikan di daerah itu selama periode satu bulan dilakukan oleh orang China, kata organisasi itu.

Untuk menganalisis data kapal China, kelompok tersebut menggunakan alat Pengawas Perikanan Global, yang bekerja sama dengan Google dan kelompok pengawas lingkungan SkyTruth, untuk mencatat citra satelit.

Baca juga: China Beri Bantuan Pangan 3.000 Ton Lebih Beras untuk Sudan Selatan

Sayangnya, kata Valentine, ini hanyalah puncak gunung es, jika menyangkut dampak armada penangkapan ikan besar-besaran China di lautan kita.

"Situasi yang terjadi di Galapagos seharusnya menimbulkan pertanyaan dan kekhawatiran serius tentang dampak armada penangkap ikan besar China terhadap lautan yang dilaluinya," pungkasnya.

Baca juga: Curiga Masker Dibuat di Korea Selatan, Kim Jong Un Kembalikan ke China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com