Kelompok gorila ini sudah terhabituasi, yang artinya para anggotanya sudah terbiasa dengan kontak manusia.
Konservasionis khawatir, kelompok itu akan diambil alih oleh pemimpin liar yang tidak mau bersentuhan dengan manusia, dan dapat memengaruhi sektor pariwisata.
Namun UWA langsung mengonfirmasi bahwa kelompok itu sekarang dipimpin oleh penerus dari dalam keluarga dan kondisinya stabil.
Baca juga: Gorila Langka di Dunia Tertangkap Kamera, Gendong Anak di Punggungnya
Gorilla gunung adalah daya tarik populer bagi turis di sana, dan UWA bergantung pada wisatawan untuk mendapatkan penghasilan.
Rafiki sendiri sangat populer di kalangan para pengunjung Taman Nasional Bwindi Impenetrable.
Akan tetapi taman itu ditutup selama pandemi virus corona, dan UWA mengatakan telah terjadi peningkatan perburuan liar.
Selama lockdown berbulan-bulan, sudah terjadi lebih dari 300 insiden, lapor wartawan BBC.
Spesies gorilla gunung habitatnya terbatas di kawasan lindung Republik Demokratik Kongo, Rwanda, dan Uganda.
Selain di Taman Nasional Bwindi Impenetrable Uganda, mereka juga dapat dijumpai di jaringan taman nasional pegunungan Virunga Massif, yang membentang di perbatasan tiga negara.
Pada 2018 gorilla gunung telah dihapus dari daftar spesies yang terancam punah oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN), setelah upaya konservasi intensif termasuk patroli anti-perburuan liar membuahkan hasil.
Namun IUCN sekarang mengklasifikasikan spesies tersebut sebagai terancam punah.
Baca juga: Momen Gorila Terlangka di Dunia Gendong Bayinya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.