Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengulik Usaha Serabi di Yogyakarta, Gunakan Resep Mertua untuk Jualan

Kompas.com - 09/12/2021, 13:01 WIB
Lea Lyliana

Penulis

KOMPAS.com - Serabi merupakan salah satu jajan tradisional yang banyak digemari.

Jika sedang ingin menyantap serabi, di Yogyakarta ada satu penjual yang populer. Namanya yaitu Serabi Mertua. 

Walau hanya berjualan di depan emperan toko tapi serabi ini ramai pembeli. Bahkan sebelum jam tutup serabinya sudah habis terjual. 

Baca juga:

Melalui telepon, pemilik usaha Serabi Mertua, HanHan, membagikan ceritanya memulai usaha ini. Berikut penuturan ringkasnya. 

Ilustrasi menu di Serabi Mertua kemasan kecil. INSTAGRAM/ SERABI MERTUA Ilustrasi menu di Serabi Mertua kemasan kecil.

Awal berjualan 

Serabi Mertua sudah berjualan sejak 2015. Usaha ini bermula dari kegemaran ibu HanHan dalam membuat kue.

Setelah menikah, ibu HanHan mengajarkan Farida (istri HanHan) untuk membuat serabi.

Sadar bahwa di Yogyakarta penjual serabi tidak banyak, Farida dan HanHan lalu memutuskan untuk berjualan serabi memakai resep dari ibunya. 

Karena menggunakan resep ibu atau mertua, usahanya pun lantas diberi nama Serabi Mertua.

"Jadi waktu pertama kali nyoba serabinya mertua saya enak banget, terus di Jogja kan masih jarang. Nah itulah yang jadi awal mula kenapa kita bikin Serabi Mertua, karena memang di sini masih jarang to," ujar HanHan, Jumat (03/12/2021).

Baca juga:

 

Serabi Mertua berjualan di depan salah satu toko kosmetik di Yogyakarta. Kendati demikian penggemarnya cukup banyak. Rata-rata pembelinya adalah ibu-ibu. 

"Kebanyakan sih ya dewasalah, ibu-ibu, mungkin usia 30 tahun ke atas kali ya pelanggan kita itu. Ibu rumah tangga, kantor, yang sudah bekerja kebanyakan," tuturnya.

Selain berjual di depan toko, Serabi Mertua juga menitipkan produknya di beberapa rumah makan dan toko kue.

Serabi Mertua juga melayani pemesanan daring dari rumah produksi maupun gerainya.

Dalam sehari, Serabi Mertua bisa menjual sekitar 150 pack. Namun akibat pandemi penjualannya juga mengalami penurunan. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com