Karena itu, ia menyebut Indonesia tidak boleh bersikap demikian, yaitu menghakimi benar atau salahnya sebuah serangan.
Akan tetapi, Indonesia harus meminta penghentian serangan dalam bentuk dan dalih apa pun.
"Karena dalam Pasal 2 Paragraf 3 dari Piagam PBB mengatakan bahwa kalau ada perbedaan antar-bendera, maka harus diselesaikan secara damai," jelas dia.
Baca juga: 3 Alasan Mengapa Konflik Israel-Palestina Sulit Didamaikan
Sementara dalam konteks Palestina-Israel, Hikmanto mengatakan bahwa AS menganggap serangan Israel sebagai aksi bela diri.
Menurutnya, AS berdalih bahwa tindakan Israel berdasarkan Pasal 51 Piagam PBB.
"Padahal Rusia mengatakan pakai Pasal 51 Piagam PBB juga untuk invasi Ukraina. Tapi AS bilang tidak boleh. Jadi kan jelas, yang menentukan AS dong," imbuhnya.
Baca juga: Konflik Israel-Palestina dan Bentrokan Pasca-gencatan Senjata di Kompleks Masjid Al Aqsa
Sementara itu, menurut dosen Hubungan Internasional UGM Siti Mutiah Setiawati, setidaknya ada 3 alasan utama mengapa Israel dan Palestina sulit untuk berdamai.
Mutiah mengatakan, sejumlah pendapat mengatakan bahwa bangsa Yahudi berhak atas tanah Palestina karena mereka pernah tinggal di sana.
"Kemudian diusir di zaman Romawi dan tersebar di Eropa, Amerika, dan sebagian Asia. Mereka sudah ribuan tahun terusir," kata Mutiah, dikutip dari Kompas.com, Minggu (16/5/2021).
Pada 1897, bangsa Yahudi ingin kembali ke wilayah Palestina. Alasannya, tanah itu telah dijanjikan oleh Tuhan mereka.
Klaim agama itu kemudian didukung Inggris melalui Deklarasi Balfour pada 1917 dengan mengizinkan wilayah Palestina menjadi national home bagi bangsa Yahudi.
"Jadi kalau ada orang bilang konflik ini tidak ada kaitannya dengan agama, saya tidak setuju. Karena orang Yahudi klaimnya atas dasar agama bahwa Palestina itu wilayah yang dijanjikan untuk mereka," jelas dia.
Baca juga: Mengapa Negara Arab Kini Banyak Diam dalam Konflik Israel-Palestina?
Ia menjelaskan, penduduk asli Palestina dulunya adalah bangsa Falistin yang berasal dari wilayah dekat Yunani dan telah mendiami wilayah itu selama ribuan tahun.
Ketika Islam disebarkan ke wilayah itu, kemudian terjadi proses arabisasi dan islamisasi, sehingga dinamakan Arab Palestina.