Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Alasan Mengapa Konflik Israel-Palestina Sulit Didamaikan

Kompas.com - 17/05/2021, 16:00 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Konflik dan ketegangan antara Israel dan Palestina tak kunjung reda.

Aksi saling serang terus dilancarkan kedua belah pihak.

Kota dan bangunan hancur. Ratusan jiwa meninggal dunia.

Memanasnya suhu konflik Israel-Palestini ini ternyata dipicu berbagai faktor dan alasan.

Dari alasan klaim agama dan sejarah, hukum internasional yang dilanggar, hingga minimnya dukungan bangsa-bangsa Arab.

Baca juga: Mengapa Negara Arab Kini Banyak Diam dalam Konflik Israel-Palestina?


Mengapa konflik Israel-Palestina sulit dihentikan?

Dosen Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada (UGM) Siti Mutiah Setiawati menilai, ada 3 alasan utama mengapa Israel dan Palestina sulit untuk berdamai.

1. Klaim agama dan sejarah

Mutiah menuturkan, sejumlah pendapat mengatakan bahwa bangsa Yahudi berhak atas tanah Palestina karena mereka pernah tinggal di sana.

"Kemudian diusir di zaman Romawi dan tersebar di Eropa, Amerika, dan sebagian Asia. Mereka sudah ribuan tahun terusir," kata Mutiah saat dihubungi Kompas.com, Minggu (16/5/2021).

Pada 1897, bangsa Yahudi ingin kembali ke wilayah Palestina. Alasannya, tanah itu telah dijanjikan oleh Tuhan mereka.

Klaim agama itu kemudian didukung Inggris melalui Deklarasi Balfour pada 1917 dengan mengizinkan wilayah Palestina menjadi national home bagi bangsa Yahudi.

"Jadi kalau ada orang bilang konflik ini tidak ada kaitannya dengan agama, saya tidak setuju. Karena orang Yahudi klaimnya atas dasar agama bahwa Palestina itu wilayah yang dijanjikan untuk mereka," jelas dia.

Ia menjelaskan, penduduk asli Palestina dulunya adalah bangsa Falistin yang berasal dari wilayah dekat Yunani dan telah mendiami wilayah itu selama ribuan tahun.

Ketika Islam disebarkan ke wilayah itu, kemudian terjadi proses arabisasi dan islamisasi, sehingga dinamakan Arab Palestina.

"Jadi selama ribuan tahun bangsa Falistin ini mendiami wilayah Palestina. Namanya saja Palestina, dulunya Kan'an, kemudian berubah menjadi wilayah Palestina," katanya lagi.

 Baca juga: Dewan Keamanan PBB Belum Ambil Tindakan Terkait Konflik Palestina-Israel

2. Hukum internasional yang dilanggar

Warga Palestina mencari di antara reruntuhan bangunan setelah serangan Israel di Khan Yunis di Jalur Gaza selatan pada 17 Oktober 2023. Jumlah korban tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza telah meningkat menjadi sekitar 2.750 orang sejak serangan mematikan Hamas ke Israel selatan pekan lalu, kata kementerian kesehatan Gaza pada 16 Oktober. Pada Selasa, sebuah RS di Gaza terkena serangan dan dilaporkan menewaskan 500 orang.AFP/MAHMUD HAMS Warga Palestina mencari di antara reruntuhan bangunan setelah serangan Israel di Khan Yunis di Jalur Gaza selatan pada 17 Oktober 2023. Jumlah korban tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza telah meningkat menjadi sekitar 2.750 orang sejak serangan mematikan Hamas ke Israel selatan pekan lalu, kata kementerian kesehatan Gaza pada 16 Oktober. Pada Selasa, sebuah RS di Gaza terkena serangan dan dilaporkan menewaskan 500 orang.

Menurut dia, sampai saat ini Israel belum diakui sebagai negara oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Pasalnya, Israel tak mau menaati Resolusi PBB 242 dan 338 yang mengharuskan mereka keluar dari wilayah pendudukan di Gaza, West Bank, dan dataran tinggi Golan.

"Jadi Israel ini tidak menaati tentang negara di masa modern, tapi didukung Amerika yang menawarkan konsep-konsep politik modern, seperti kedaulatan dan perbatasan," kata dia.

Akan tetapi, dukungan negara superpower seperti Amerika Serikat membuat mereka merasa aman, meski terus mencaplok wilayah Palestina.

Sebab, semua konflik di dunia ini tergantung pada political will dari negara superpower. Jika negara itu membiarkan, konflik akan terus berjalan.

"Tidak ada ketaatan-ketaatan pada kesepakatan hukum dan hubungan internasional. Itu dilanggar semua. Jadi bagaimana mau menyelesaikannya?" tutur dia.

"Oke dengan perundingan. Perundingan juga ditengahi AS, syarat penengah itu kan harus netral, tapi dia pro Israel," sambungnya.

Selain itu, salah satu syarat perdamaian adalah jaminan keamanan dari dua pihak, sementara Israel tidak pernah menjamin keamanan Palestina.

Konflik antara penjajah dan dijajah yang mengharuskan adanya janji kemerdekaan pun tidak pernah ada.

Sebab, Israel tidak pernah menjanjikan kemerdekaan, tetapi otoritas terbatas.

 Baca juga: Peliknya Konflik Israel-Palestina dan Bumerang Atas Serangan Hamas

3. Minimnya dukungan Liga Arab

Api dan asap mengepul setelah serangan udara Israel di Jalur Gaza pada Jumat (7/4/2023) dini hari. Militer Israel telah menyerang sasaran di Jalur GazaAP PHOTO/FATIMA SHBAIR Api dan asap mengepul setelah serangan udara Israel di Jalur Gaza pada Jumat (7/4/2023) dini hari. Militer Israel telah menyerang sasaran di Jalur Gaza

Mutiah mengatakan, minimnya dukungan dari Liga Arab dikarenakan adanya kepentingan masing-masing, sehingga membuat mereka terpecah.

"Misalnya Mesir yang terobsesi Jalur Gaza dan Sinai tetap miliknya. Yordania menghendaki West Bank miliknya. Jadi negara Arab yang tidak bersatu itu menyulitkan penyelesaian konflik," kata dia.

Selain kepentingan, Liga Arab sudah banyak menghadapi konflik internal yang terjadi di setiap anggotanya.

Misalnya, Arab Saudi dengan Yaman dan Suriah yang menyelesaikan perang saudara berkepanjangan.

Sementara itu, Uni Emirat Arab dan Bahrain secara resmi menjalin hubungan diplomatik dengan Israel belum lama ini.

"Liga Arab penuh masalah, tidak bisa kita harapkan menyelesaikan masalah Palestina ini," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Tren
Tema Met Gala dari Masa ke Masa, 'Sleeping Beauties: Reawakening Fashion' Jadi Tajuk 2024

Tema Met Gala dari Masa ke Masa, "Sleeping Beauties: Reawakening Fashion" Jadi Tajuk 2024

Tren
Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Tren
Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com