"Jadi selama ribuan tahun bangsa Falistin ini mendiami wilayah Palestina. Namanya saja Palestina, dulunya Kan'an, kemudian berubah menjadi wilayah Palestina," katanya lagi.
Baca juga: Sejarah Berdirinya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 24 Oktober 1945
Sejauh ini, Israel diketahui belum diakui sebagai negara oleh PBB.
Pasalnya, Israel tidak mau menaati Resolusi PBB 242 dan 338 yang mengharuskan mereka keluar dari wilayah pendudukan di Gaza, West Bank, dan dataran tinggi Golan.
"Jadi Israel ini tidak mentaati tentang negara di masa modern, tapi didukung amerika yg menawarkan konsep-konsep politik modern, seperti kedaulatan dan perbatasan," kata dia.
Baca juga: Konflik Israel-Palestina, Menlu Pastikan Indonesia Dukung Perjuangan Palestina
Akan tetapi, dukungan negara superpower seperti Amerika Serikat membuat mereka merasa aman, meski terus mencaplok wilayah Palestina.
Sebab, semua konflik di dunia ini tergantung pada political will dari negara superpower. Jika negara itu membiarkan, maka konflik akan terus berjalan.
"Tidak ada ketaatan-ketaatan pada kesepakatan hukum dan hubungan internasional. Itu dilanggar semua. Jadi bagaimana mau menyelesaikannya?" tutur dia.
"Oke dengan perundingan. Perundingan juga ditengahi AS, syarat penengah itu kan harus netral, tapi dia pro Israel," sambungnya.
Baca juga: Mengapa Negara Arab Kini Banyak Diam dalam Konflik Israel-Palestina?
Selain kedua hal di atas, dukungan dari Liga Arab dinilainya juga minim.
Terlebih masing-masing mempunyai kepentingan, sehingga membuat mereka terpecah.
Misalnya Mesir yang terobsesi dengan Jalur Gaza dan Sinai tetap menjadi miliknya.
"Yordania menghendaki West Bank miliknya. Jadi negara Arab yang tidak bersatu itu menyulitkan penyelesaian konflik," kata dia.
Baca juga: Menilik Akar Konflik Palestina-Israel
Selain kepentingan, Liga Arab sudah banyak menghadapi konflik internal yang terjadi di setiap anggotanya. Misalnya, Arab Saudi dengan Yaman dan Suriah yang menyelesaikan perang saudara berkepanjangan.
Sementara itu, Uni Emirat Arab dan Bahrain secara resmi menjalin hubungan diplomatik dengan Israel belum lama ini.
"Liga Arab penuh masalah, tidak bisa kita harapkan menyelsaikan masalah Palestina ini," pungkas dia.
Baca juga: Menilik Perbandingan Iron Dome Israel dengan Roket Hamas