Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asosiasi Dokter Korea Selatan: Jika Pemerintah Tak Mengalah, Sistem Perawatan Kesehatan Bisa Runtuh

Kompas.com - 20/04/2024, 20:54 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

SEOUL, KOMPAS.com - Perseteruan antara dokter dan pemerintah Korea Selatan terkait rencana penambahan mahasiswa kedokteran belum menemui titik terang.

Terbaru, asosiasi dokter terkemuka di "Negeri Ginseng" pada Sabtu (20/4/2024) menyatakan penolakan terhadap rencana reformasi medis yang telah direvisi oleh Pemerintah.

Seperti diketahui, ribuan dokter peserta pelatihan atau dokter muda di Korea Selatan telah melakukan aksi mogok kerja sejak Februari lalu.

Baca juga: Korea Selatan Kerahkan 2.700 Perawat Tambahan di Tengah Aksi Mogok Ribuan Dokter

Aksi mereka pun dilaporkan telah menyebabkan kekacauan di rumah sakit-rumah sakit Korea Selatan.

Mereka mogok melayani pasien sebagai tanggapan atas rencana Pemerintah untuk meningkatkan penerimaan mahasiswa kedokteran sebanyak 2.000 orang mulai tahun depan.

Pada Jumat (19/4/2024), Pemerintah sebenarnya telah menawarkan konsesi pertamanya, mengizinkan 32 universitas menerima sedikitnya 1.000 mahasiswa kedokteran, bukan 2.000 yang diusulkan pada awalnya.

Tetapi, Asosiasi Medis Korea (KMA) mengatakan bahwa rencana tersebut harus ditinggalkan sepenuhnya dalam waktu satu minggu.

"Karena ini bukan solusi yang mendasar, komite darurat Asosiasi Medis Korea dengan jelas menyatakan bahwa mereka tidak dapat menerimanya," ujar Kim Sung-geun, juru bicara KMA, kepada para wartawan.

"Demi masa depan negara kita dan untuk melindungi kesehatan pasien yang saat ini menderita, kami meminta presiden... untuk membahas hal ini lagi dari awal," jelasnya, dikutip dari AFP.

Kim mengatakan, masih ada waktu satu minggu untuk menemukan solusi.

Baca juga: Dokter RS Eropa di Gaza Sebut Anak-anak Jadi Sasaran Penembak Jitu Israel

Pemerintah Korea Selatan mengeklaim bahwa rencananya akan mengurangi kekurangan dokter untuk masyarakat yang semakin menua.

Namun, para profesional medis dan peserta pelatihan mengatakan bahwa hal itu akan mengurangi kualitas pendidikan dan perawatan kesehatan.

Aksi mogok yang dimulai pada 20 Februari itu telah memaksa rumah sakit untuk membatalkan perawatan dan operasi penting.

Selain para dokter muda yang memainkan peran kunci dalam prosedur darurat dan operasi di rumah sakit umum, lebih dari 50 persen mahasiswa kedokteran di Korea Selatan juga telah mengajukan cuti.

KMA memperingatkan bahwa jika pemerintah tidak mengalah, para mahasiswa kedokteran kemungkinan akan dipaksa untuk mengulang cuti satu tahun lagi, para dokter senior di rumah sakit umum akan mulai mengundurkan diri pada  25 April, dan sistem perawatan kesehatan bisa "runtuh".

Baca juga: Presiden Korea Selatan Akhirnya Mau Berkompromi, Minta Ribuan Dokter Kembali Kerja

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com