Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantuan Terus Mengalir dari Dermaga AS, Sementara Gaza Masih Berperang

Kompas.com - 18/05/2024, 12:49 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Reuters

GAZA, KOMPAS.com - Pasukan Israel masih terus bertempur melawan Hamas di gang-gang sempit Jabalia di Gaza utara pada Jumat (17/5/2024).

Sedangkan di wilayah selatan, Hamas menyerang tank-tank yang berkumpul di sekitar Rafah. Sebab tank Israel telah menembus pasar di jantung Jabalia.

Bahkan kamp pengungsi terbesar dari delapan kamp pengungsi bersejarah di Gaza, serta buldoser menghancurkan rumah-rumah dan toko-toko di jalur tersebut.

Baca juga: Serang Israel, Hezbollah Gunakan Senjata Baru Ini

"Tank dan pesawat memusnahkan kawasan perumahan, pasar, toko, restoran, dan semuanya," kata Ayman Rajab, warga Jabalia barat, dikutip dari Reuters pada Sabtu (18/5/2024).

Israel mengatakan pasukannya telah membersihkan Jabalia beberapa bulan sebelumnya dalam perang Gaza, namun pekan lalu mengatakan bahwa mereka akan kembali melakukan hal tersebut untuk mencegah Hamas berkumpul kembali di sana.

Di Gaza selatan yang berbatasan dengan Mesir, asap tebal membubung di atas Rafah, tempat serangan Israel yang meningkat telah menyebabkan ratusan ribu orang melarikan diri dari tempat pengungsian yang tersisa.

"Orang-orang ketakutan dan berusaha melarikan diri," kata Jens Laerke, juru bicara kantor kemanusiaan PBB, di Jenewa.

Ia menambahkan bahwa sebagian besar orang mengikuti perintah untuk bergerak ke utara menuju pantai tetapi tidak ada rute atau tujuan yang aman.

Baca juga: Pasukan Israel Temukan 3 Jenazah Sandera di Gaza

Ketika pertempuran berkecamuk, militer AS mengatakan truk-truk mulai memindahkan bantuan ke darat dari dermaga sementara, yang merupakan dermaga pertama yang mencapai wilayah kantong yang terkepung melalui laut dalam beberapa minggu.

Program Pangan Dunia (WFP), yang membawa makanan, air, tempat tinggal dan pasokan medis tiba melalui dermaga apung.

WFP mengatakan bantuan tersebut diangkut ke gudangnya di Deir Al Balah di Gaza tengah dan mengatakan kepada mitra bahwa bantuan tersebut siap untuk didistribusikan.

PBB sebelumnya menegaskan bahwa konvoi truk melalui darat yang terganggu bulan ini akibat serangan di Rafah masih merupakan cara paling efisien untuk mendapatkan bantuan.

"Untuk mencegah kengerian kelaparan, kita harus menggunakan rute tercepat dan paling jelas untuk menjangkau masyarakat Gaza dan untuk itu, kita memerlukan akses melalui darat sekarang," kata wakil juru bicara PBB Farhan Haq.

Bantuan AS tiba di Siprus untuk dikirim ke Gaza melalui dermaga baru, kata Washington.

Hamas menuntut diakhirinya pengepungan Israel dan menuduh Washington terlibat dalam kebijakan kelaparan dan blokade Israel.

Baca juga: WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Gedung Putih mengatakan penasihat keamanan nasional Amerika Jake Sullivan akan mengunjungi Israel pada hari Minggu dan menekankan perlunya serangan yang ditargetkan terhadap Hamas daripada serangan skala penuh terhadap Rafah.

Sekelompok pekerja medis AS meninggalkan Jalur Gaza setelah terjebak di rumah sakit tempat mereka memberikan perawatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Ukraina Serang Ossetia Utara di Rusia dengan Drone, 700 Km Jauhnya dari Garis Depan

Ukraina Serang Ossetia Utara di Rusia dengan Drone, 700 Km Jauhnya dari Garis Depan

Global
Menhan Swedia Khawatir Insiden di Laut China Selatan Ancam Keamanan Global

Menhan Swedia Khawatir Insiden di Laut China Selatan Ancam Keamanan Global

Global
Kisah 'Penyihir Malam', Pasukan Pilot Perempuan Soviet yang Ditakuti Nazi

Kisah "Penyihir Malam", Pasukan Pilot Perempuan Soviet yang Ditakuti Nazi

Global
Israel Selamatkan 4 Sandera dari Gaza, Termasuk Noa Argamani

Israel Selamatkan 4 Sandera dari Gaza, Termasuk Noa Argamani

Global
Cerita Para Warga Rakhine Mengaku Disiksa Junta Myanmar

Cerita Para Warga Rakhine Mengaku Disiksa Junta Myanmar

Global
Bos Bank Terbesar Rusia Sebut Perekonomian Rusia Alami Overheating

Bos Bank Terbesar Rusia Sebut Perekonomian Rusia Alami Overheating

Global
Pemburu Harta Karun Temukan Uang Rusak Rp 1,6 Miliar di Brankas

Pemburu Harta Karun Temukan Uang Rusak Rp 1,6 Miliar di Brankas

Global
Proporsi Perempuan dan Anak-anak Palestina Yang Terbunuh Dilaporkan Menurun

Proporsi Perempuan dan Anak-anak Palestina Yang Terbunuh Dilaporkan Menurun

Global
Akibat Perang Dunia II, Buku Ini Telat 84 Tahun Dikembalikan ke Perpustakaan

Akibat Perang Dunia II, Buku Ini Telat 84 Tahun Dikembalikan ke Perpustakaan

Global
Rencana Larangan Merokok di Liverpool pada 2030 Tuai Reaksi Keras

Rencana Larangan Merokok di Liverpool pada 2030 Tuai Reaksi Keras

Global
4 Mayat, 1 Kerangka, dan 11 Ton Sampah Dibersihkan dari Gunung Everest

4 Mayat, 1 Kerangka, dan 11 Ton Sampah Dibersihkan dari Gunung Everest

Global
Korsel Waspada Korut Terbangkan Balon Isi Sampah Lagi Saat Akhir Pekan

Korsel Waspada Korut Terbangkan Balon Isi Sampah Lagi Saat Akhir Pekan

Global
Gara-gara Dapat Nilai Jelek, Anak Ini Ditinggal Ibunya di Jalan Raya

Gara-gara Dapat Nilai Jelek, Anak Ini Ditinggal Ibunya di Jalan Raya

Global
Kalah Gugatan, McDonald's Harus Ganti Nama Chicken Big Mac di Eropa

Kalah Gugatan, McDonald's Harus Ganti Nama Chicken Big Mac di Eropa

Global
Rangkuman Hari Ke-835 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Penuhi Kriteria Gabung UE | Rusia Anggap Perancis Siap Ikut Perang

Rangkuman Hari Ke-835 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Penuhi Kriteria Gabung UE | Rusia Anggap Perancis Siap Ikut Perang

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com