Putin dikenal paranoid tentang Covid-19. Ia tetap menerapkan protokol kesehatan ketat dan menjaga jarak meski sudah divaksinasi lengkap termasuk booster.
Baca juga: Cerita Pembuat Meja Panjang Putin: Harganya Rp 1,5 Miliar, Dikirim ke Kremlin Tahun 1995
Menurut kolumnis Paul Dallison dalam tulisannya di Politico (11/2/2022), meja panjang Putin bertujuan agar tamu merasa tidak nyaman, termasuk tentunya demi menjaga jarak.
Menggunakan furnitur untuk membuat tamu tidak nyaman juga terjadi saat Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan menjamu Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen beserta Presiden Dewan Eropa Charles Michel di Ankara pada April 2021.
Ursula tidak mendapat kursi sehingga terpaksa duduk di sofa agak berjauhan dengan Erdogan dan Charles Michel. Peristiwa itu dikenal sebagai Sofagate.
Baca juga:
Taktik long table diplomacy ini kemungkinan juga berpengaruh pada hasil pertemuan Putin dengan Macron.
Ketika berangkat dari Perancis, Macron dengan sangat pede menjanjikan pembicaraan intens dengan Putin untuk mencari solusi bersejarah dalam perang Rusia-Ukraina.
Namun, setelah lima jam pembicaraan di meja panjang Putin, Macron pulang dengan tangan hampa.
Menurut The Guardian, meja panjang Putin adalah unjuk kekuatan untuk menaklukkan Macron.
Walaupun identik dengan Putin, meja panjang itu sebenarnya sudah ada sejak lama di Kremlin, tepatnya saat masa pemerintahan Boris Yeltsin sebagai presiden pertama Rusia pada 1991-1999.
Renato Pologna pengusaha OAK Furniture di Italia mengeklaim sebagai pembuat meja panjang Putin itu, dikutip dari Al Jazeera.
Pologna membuatnya sesuai pesanan dan diantar ke Kremlin pada 1995. Itu adalah pesanan terbesarnya sepanjang masa.
Contohnya saat Putin bertemu Presiden China Xi Jinping dan Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev dalam pertemuan terpisah pada Februari 2022.
Pertemuan Putin dengan Presiden Belarus Alexander Lukashenko pada 25 Juni 2022 juga tidak dilakukan di meja panjang Kremlin, melainkan di kota Saint Petersburg.
Baca juga: