LONDON, KOMPAS.com - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berpendapat, penarikan pasukan Rusia dari Pulau Ular di Ukraina menunjukkan strategi Presiden Vladimir Putin sia-sia.
"Pada akhirnya, akan terbukti mustahil bagi Putin untuk menahan negara yang tidak akan menerima pemerintahannya," kata Boris Johnson dalam konferensi pers pada Kamis (30/6/2022) setelah KTT NATO di Madrid, dikutip dari AFP.
Upaya menuju kesepakatan damai apa pun akan sepenuhnya tergantung pada Ukraina, tambahnya, sambil menekankan bahwa NATO dan negara-negara G7 bersatu melawan Rusia dalam KTT di Jerman.
Baca juga: Rusia Mundur dari Pulau Ular agar Ukraina Bisa Ekspor Produk Pertanian
“Kami sudah melihat apa yang bisa dilakukan Ukraina untuk mengusir Rusia,” lanjut eks wali kota London itu.
“Kami telah melihat apa yang mereka lakukan di sekitar Kyiv dan Kharkiv, sekarang di Pulau Ular. Saya pikir hal yang tepat bagi kita adalah terus berjalan di jalur yang ditetapkan NATO, tidak peduli seberapa sulitnya.”
Putin lalu membalas komentar itu dengan berkata, melihat Boris Johnson dan para pemimpin lainnya setengah telanjang akan menjijikkan.
Baca juga:
Boris Johnson enggan memperpanjang perang kata-kata itu, dengan alasan bahwa Putin seharusnya merenungkan konsekuensi dari tindakan biadabnya, termasuk rencana Finlandia dan Swedia gabung NATO.
"Kesimpulan paling penting yang perlu diambil Vladimir Putin dari hari ini dan beberapa hari terakhir di NATO, dan sebelumnya di G7, adalah kita sepenuhnya bersatu dalam mengecam apa yang telah dia lakukan di Ukraina," ujar Boris Johnson.
Dipicu oleh tindakan Rusia, para anggota NATO kini berkomitmen untuk membelanjakan setidaknya 2 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) mereka untuk pertahanan, tegasnya.
Adapun Inggris akan membelanjakan 2,5 persen dari PDB untuk pertahanan pada akhir dekade, ujar Boris Johnson, di tengah perdebatan apakah pemerintahnya memang berpegang teguh pada komitmen itu.
Baca juga: Perang Ukraina: Mengapa Rusia Ngotot Merebut Pulau Ular dan Ukraina Gigih Mempertahankannya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.