Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/07/2022, 19:02 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

KYIV, KOMPAS.com - Rusia menggunakan rudal yang tidak akurat dari stok lama dari era Soviet untuk lebih dari 50 persen serangannya di Ukraina, sementara tingkat serangannya meningkat lebih dari dua kali lipat dalam dua minggu terakhir.

Rudal Rusia telah mencapai berbagai target di Ukraina dalam beberapa hari terakhir, termasuk menewaskan sedikitnya 18 orang di sebuah pusat perbelanjaan di pusat kota Kremenchuk.

Baca juga: Tiga Pria Dihukum Mati di Belarus, Dituduh Ledakan Jalur Rel untuk Hambat Pasukan Rusia ke Ukraina

Brigadir Jenderal Ukraina Oleksii Hromov mengatakan pada konferensi pers pada hari Kamis bahwa Rusia berusaha untuk menyerang militer dan infrastruktur penting, tetapi penggunaan rudal era Soviet yang kurang akurat menyebabkan hilangnya nyawa warga sipil secara signifikan.

Brigadir jenderal Ukraina mengatakan 202 rudal telah ditembakkan ke Ukraina pada paruh kedua Juni.

Jumlah itu meningkat dari 120 rudak pada paruh pertama bulan itu. Dia pun menyoroti bahwa 68 situs sipil Ukraina telah terkena sasaran pada paruh kedua bulan ini.

Akan tetapi analisis Brigadir Jenderal Ukraina itu menyimpang dari beberapa politisi Ukraina, yang menuduh Rusia sengaja menyerang warga sipil untuk menabur kepanikan.

“Target musuh tetap fasilitas militer, infrastruktur dan industri penting, jaringan transportasi. Pada saat yang sama, penduduk sipil menderita kerugian yang signifikan karena serangan (yang tidak tepat sasaran),” kata Hromov sebagaimana dilansir Al Jazeera pada Kamis (30/6/2022).

Petugas pemadam kebakaran bekerja di lokasi sebuah bangunan tempat tinggal setelah ledakan, di Kyiv, Ukraina, Minggu, 26 Juni 2022. NARIMAN EL MOFTY/AP PHOTO Petugas pemadam kebakaran bekerja di lokasi sebuah bangunan tempat tinggal setelah ledakan, di Kyiv, Ukraina, Minggu, 26 Juni 2022.

Baca juga: Putin Ungkap Minat Rusia Kembangkan Industri Tenaga Nuklir di Indonesia

“Untuk melakukan serangan roket, musuh di lebih dari 50 persen (kasus) menggunakan rudal dari cadangan Soviet, yang tidak cukup tepat. Akibatnya, gedung-gedung sipil menjadi sasaran,” tambahnya.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut serangan Senin (27/6/2022) di pusat perbelanjaan Kremenchuk sebagai serangan "teroris", yang disengaja dan para pemimpin Barat serta Paus Fransiskus bergabung dengannya untuk mengutuk serangan itu.

Rusia, yang menginvasi Ukraina pada 24 Februari, membantah menargetkan warga sipil dan mengatakan hanya menyerang infrastruktur militer.

Awal bulan ini, kementerian pertahanan Inggris mengatakan bahwa pesawat pembom Rusia kemungkinan telah meluncurkan lusinan rudal anti-kapal era 1960-an yang berat terhadap sasaran di darat Ukraina.

Rusia kemungkinan terpaksa menggunakan rudal anti-kapal berbobot 5,5 ton karena kekurangan rudal modern yang lebih presisi, kata kementerian Inggris.

Petugas pemadam kebakaran Layanan Darurat Negara Ukraina bekerja untuk mengambil puing-puing di sebuah pusat perbelanjaan yang terbakar setelah serangan roket di Kremenchuk, Ukraina, Selasa, 28 Juni 2022.AP PHOTO/EFREM LUKATSKY Petugas pemadam kebakaran Layanan Darurat Negara Ukraina bekerja untuk mengambil puing-puing di sebuah pusat perbelanjaan yang terbakar setelah serangan roket di Kremenchuk, Ukraina, Selasa, 28 Juni 2022.

Baca juga: Jokowi ke Ukraina dan Rusia, Akankah Indonesia jadi Juru Damai?

Rudal Kh-22 dirancang terutama untuk menghancurkan kapal induk menggunakan hulu ledak nuklir.

Ketika rudal tersebut digunakan untuk menyerang target di darat dengan hulu ledak konvensional, mereka “sangat tidak akurat dan karena itu dapat menyebabkan kerusakan parah dan korban jiwa”, kata kementerian tersebut.

Rudal Rusia telah menghantam beberapa kota dalam beberapa pekan terakhir, termasuk Kyiv, Kharkiv, Dnipro, dan banyak lagi.

Pejabat setempat mengatakan banyak dari rudal itu mengenai bangunan sipil seperti gedung apartemen dan sekolah.

Rudal menghantam sebuah blok apartemen dan taman pembibitan di pusat Kyiv pada Minggu (26/6/2022) pagi, menewaskan satu orang dan melukai enam, kata pejabat setempat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Al Jazeera

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com