Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khawatir soal Penggunaan Kode Nuklir, Ketua DPR AS Hubungi Panglima Militer

Kompas.com - 11/01/2021, 15:53 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

WASHINGTON, KOMPAS.com - Ketua DPR Amerika Serikat (AS), Nancy Pelosi telah berbicara dengan Panglima Tertinggi Militer AS terkait keamanan kode nuklir AS.

Dia meminta agar tindakan pencegahan bisa digunakan, untuk memastikan Presiden AS Donald Trump tidak memulai permusuhan atau memerintahkan serangan nuklir. Meski sisa jabatannya kurang dari 10 hari.

Melansir Al Jazeera pada Jumat (8/1/2021), perkembangan luar biasa terjadi dua hari setelah Trump mendorong ribuan pendukungnya bergerak ke Gedung Capitol di Washington DC.

Aksi yang berujung pada pembobolan gedung parlemen itu, membuat para legislator harus bersembunyi di dalam gedung. Lima orang juga menjadi korban dalam insiden tersebut, termasuk seorang petugas polisi.

Baca juga: Kejar Polisi saat Kerusuhan Gedung Capitol, Pria Ini Berhasil Ditangkap

Panglima Tertinggi Militer AS, Mark Milley diminta menyediakan tindakan pencegahan terhadap kebijakan Presiden AS, yang dinilai “tidak stabil”.

Dikhawatirkan, Trump di pengujung masa jabatannya dapat memicu permusuhan militer, atau mengakses kode peluncuran dan memerintahkan serangan nuklir.

"Situasi presiden yang tidak terkendali ini sangat berbahaya. Kami harus melakukan segala yang kami bisa untuk melindungi rakyat Amerika dari serangannya yang tidak seimbang terhadap negara kami dan demokrasi kami," tulis Pelosi dalam suratnya.

Pelosi mengatakan kepada anggota parlemen bahwa dia telah mendapat jaminan dari Jenderal Angkatan Darat Milley, ketua Kepala Staf Gabungan.

Panglima Tertinggi Militer AS itu, menyatakan sudah ada pengamanan jika Trump mencoba meluncurkan senjata nuklir, menurut sebuah sumber yang mendengarkan panggilan tersebut.

Baca juga: Trump Berniat Kerahkan Tentara untuk Lindungi Pendukung Saat Demo di Capitol

Presiden AS memiliki akses ke kode yang diperlukan untuk menembakkan senjata nuklir 24 jam sehari. Namun belum ada pejabat tinggi militer atau keamanan nasional yang mengungkapkan keprihatinannya secara terbuka tentang kondisi mental Trump terkait senjata nuklir.

Kantor Milley mengatakan Pelosi telah memulai membahas isu itu. Panglima Tertinggi Militer AS juga telah “menjawab pertanyaannya mengenai proses otoritas komando nuklir.”

Dorongan pemakzulan kembali

Legislator Demokrat telah merancang pasal pemakzulan untuk Trump, karena "menghasut kekerasan" di Gedung Capitol, dan menyerukan penggunaan Amandemen ke-25.

Undang-undang itu memungkinkan kabinet presiden dan wakil presiden mencopotnya dari jabatan, jika dia tidak dapat menjalankan tugasnya.

Baca juga: Biden Salahkan Trump atas Kerusuhan di Capitol Hill, Sebut Para Anarkis Teroris Domestik

Legislator Republik pada awalnya tegas menegur Trump setelah kekacauan Gedung Capitol. Tetapi beberapa mulai melunakkan setelah Trump merilis video dengan nada rekonsiliasi pada Kamis malam (9/1/2021).

Dalam unggahannya, Trump juga mengecam kekerasan dan mengakui pemerintahan yang akan datang atas Presiden Terpilih Joe Biden.

Amandemen ke-25, yang tidak pernah digunakan, secara luas dianggap hanya berfungsi jika presiden mengalami masalah kesehatan yang mengganggu fungsinya, atau menjadi berbahaya.

Prosesnya tidak hanya sampai pada persetujuan oleh Wakil Presiden dan mayoritas kabinet presiden. Trump masih bisa membantahnya dalam surat kepada Kongres, yang pada akhirnya akan memutuskan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com