Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Polisi Meninggal 3 Hari Setelah Demo Pendukung Trump di Capitol, Diduga Bunuh Diri

Kompas.com - 11/01/2021, 13:12 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Seorang polisi dilaporkan meninggal, tiga hari setelah dia merespons demo pendukung Presiden Donald Trump di Gedung Capitol.

Petugas yang diidentifikasi bernama Howard Liebengood itu meninggal pada Sabtu (9/1/2021), ketika tidak sedang bertugas.

Petugas dari Kepolisian Capitol yang tewas dalam usia 51 tahun itu menjadi penegak hukum kedua yang meninggal dalam kerusuhan Rabu (6/1/2021).

Baca juga: Demo AS Ternyata Mirip Indonesia, Ada Pedagang Asongan Juga

Tidak dijelaskan apa penyebab kematiannya. Namun laporan di media AS menyebut ada dugaan dia melakukan bunuh diri.

"Doa dan belasungkawa kami sampaikan kepada keluarga, dan kolega mendiang," demikian pernyataan yang dikeluarkan Kepolisian Capitol.

Kabar tragis itu terjadi setelah sesama polisi, diidentifikasi bernama Brian Sicknick, tewas akibat luka-lukanya pada Kamis (7/1/2021).

Sicknick tewas setelah dirawat secara intensif akibat dipukul menggunakan alat pemadam api di bagian kepala.

"Petugas Sicknick merespons adanya kerusuhan, dan mengalami luka setelah terlibat kontak fisik dengan massa," jelas kepolisian dikutip Daily Mirror.

Baik Sicknick dan Liebengood bertugas di Gedung Capitol ketika pendukung Trump berusaha merangsek masuk.

Baca juga: Begitu Ingin Menyingkirkan Trump, Ketua DPR AS: Dia adalah Ancaman

Demonstran saat itu berusaha mengintervensi Kongres AS yang mengesahkan hasil Pilpres AS 2020 yang memenangkan Joe Biden.

Selain dua penegak hukum, empat orang lainnya yang merupakan pendukung si presiden tewas dalam kericuhan tersebut.

Salah satunya Ashli Babbitt, seorang veteran di Angkatan Udara AS yang tewas ditembak oleh aparat saat berusaha masuk.

Tiga lainnya, Kevin Greeson, Benjamin Phillips, dan Roseanne Boyland meninggal "karena alasan medis", tanpa dijelaskan apa itu.

Baca juga: Sejumlah Pendukung Trump Ingin Wapres AS Digantung karena Dianggap Berkhianat

Karena kerusuhan itu, Trump mendapatkan hujatan bahkan dari koleganya di Partai Republik, dengan seruan pemakzulan kembali mengemuka.

Oposisi Demokrat yang menguasai DPR AS menyatakan, mereka sudah berencana merumuskan pasal pemakzulan kepada presiden 74 tahun itu.

Ketua DPR AS Nancy Pelosi menyebut, mereka bakal menangguhkan aksi itu jika kabinet Trump sendiri yang bertindak.

Dia merujuk kepada Amendemen 25, di mana wakil presiden dan mayoritas kabinet bisa mendeklarasikan presiden tidak lagi bisa bertugas.

Baca juga: Sang Terminator: Trump adalah Presiden Terburuk Sepanjang Masa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com