Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Pendukung Trump Ingin Wapres AS Digantung karena Dianggap Berkhianat

Kompas.com - 11/01/2021, 11:11 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Sejumlah pendukung Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam kerusuhan Gedung Capitol berteriak ingin menggantung Wakil Presiden AS Mike Pence.

Adalah fotografer kantor berita Reuters, Jim Bourg, yang mendengar teriakan pendukung Trump yang ingin menemukan Pence dan menggantungnya saat penyerbuan Gedung Capitol pada 6 Januari.

"Itu adalah kalimat yang terus diulangi. Ada banyak juga yang berbicara tentang bagaimana wakil presiden harus dieksekusi,” tulis Bourg di Twitter.

Baca juga: Sang Terminator: Trump adalah Presiden Terburuk Sepanjang Masa

Menurut CNN, Pence dan keluarganya mendengar massa yang marah berteriak "di mana Mike Pence" ketika mereka menyerbu Gedung Capitol.

Kerusuhan tersebut meletus pekan lalu ketika Kongres AS menghitung suara elektoral hasil pemilu AS dan selanjutnya mengesahkan kemenangan Joe Biden dalam pemilu AS.

Massa pendukung Trump melanggar penghalang di Gedung Capitol, masuk ke dalam gedung, dan menggeledah kantor anggota Kongres AS.

Baca juga: DPR AS Bersiap Rilis Artikel Pemakzulan Kedua ke Trump

Aparat keamanan lantas berusahan sekuat tenaga menghalangi para perusuh dan megevakuasi anggota Kongres AS dan Pence sebagaimana dilansir dari Business Insider, Jumat (8/1/2021) pekan lalu.

Situasi dalam kerusuhan tersebut cukup mencekam, sejumlah staf Gedung Putih mencoba berlindung di dalam kantor.

Kerusuhan tersebut mengakibatkan lima orang tewas. Salah satunya adalah seorang wanita yang tewas setelah tertembak.

Baca juga: Joe Biden Justru Senang Trump Tak Hadiri Acara Pelantikannya

Seorang petugas Kepolisian Capitol juga tewas karena dipukul hingga tewas oleh para pendukung presiden, sedangkan tiga orang lainnya meninggal karena keadaan darurat medis.

Sebelum kerusuhan itu pecah, Trump menyampaikan pidatonya di Gedung Putih dan menyerukan para pendukungnya menuju Gedung Capitol untuk membatalkan Kongres AS mengesahkan hasil pemilu.

"Mike Pence harus datang untuk kita. Dan jika tidak, itu akan menjadi hari yang menyedihkan bagi negara kita,” kata Trump di Gedung Putih dalam pidatonya.

Baca juga: Ketua DPR AS dan Jenderal Pentagon Bahas Cara Mencegah Trump Melakukan Aksi Militer

Trump juga menyinggung Pence di Twitter dengan mengatakan bahwa Pence memiliki otoritas untuk menolak hasil pemilu AS.

"Jika Mike Pence melakukan hal yang benar, kami memenangi pemilu. Dia memiliki hak mutlak untuk melakukannya," twit Trump yang kemudian diblokir oleh Twitter.

Pence memang tidak memiliki kekuatan mencegah anggota parlemen mengesahkan kemenangan Biden dalam pemilu AS, meskipun Trump mengeklaim sebaliknya.

Baca juga: Trump Berniat Kerahkan Tentara untuk Lindungi Pendukung Saat Demo di Capitol

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com