Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Kompas.com - 26/04/2024, 10:22 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber ABC News

KOMPAS.com - Laporan PBB tentang krisis pangan yang dirilis pada Rabu (24/4/2024) ialah hampir 282 juta orang di 59 negara menderita kelaparan akut pada 2023.

Sedangkan Gaza yang dilanda perang menjadi yang terburuk. Atau wilayah di Jalur Gaza menghadapi kelaparan akut yang paling buruk.

Dari laporan PBB itu, 24 juta orang menghadapi kekurangan pangan akut dibandingkan tahun 2022, karena memburuknya ketahanan pangan, terutama di Jalur Gaza dan Sudan.

Baca juga: Perang di Sudan, PBB: 800 Ribu Warga Berada dalam Bahaya Ekstrem

Jumlah negara yang mengalami krisis pangan yang dipantau juga telah bertambah.

Máximo Torero, kepala ekonom Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, mengatakan 705.000 orang di lima negara berada pada Fase 5, tingkat tertinggi, pada skala kelaparan yang ditentukan oleh para ahli internasional.

Menjadi jumlah tertinggi sejak laporan global ini dimulai pada 2016 dan empat kali lipat jumlahnya pada tahun itu.

Sebagaimana diberitakan ABC News pada Kamis (25/4/2024), lebih dari 80 persen mereka yang menghadapi kelaparan yakni 577.000 orang berada di Gaza.

"Sudan Selatan, Burkina Faso, Somalia dan Mali masing-masing menampung ribuan orang yang juga menghadapi bencana kelaparan," kata dia.

Menurut perkiraan masa depan laporan tersebut, sekitar 1,1 juta orang di Gaza, tempat perang Israel-Hamas kini memasuki bulan ketujuh.

Sedangkan 79.000 orang di Sudan Selatan diproyeksikan berada di Fase 5 dan menghadapi kelaparan pada bulan Juli nanti.

Baca juga: PBB Minta Iran dan Israel Menahan Diri, Dunia Tak Mampu Tanggung Banyak Perang

Dikatakan bahwa konflik juga akan terus mendorong kerawanan pangan di Haiti, di mana geng-geng menguasai sebagian besar ibu kota.

Selain itu, meskipun fenomena El Nino mencapai puncaknya pada awal 2024, dampak penuhnya terhadap ketahanan pangan termasuk banjir dan curah hujan yang buruk di beberapa bagian Afrika timur dan kekeringan di Afrika bagian selatan, khususnya Malawi, Zambia, dan Zimbabwe akan terlihat sepanjang tahun.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyebut laporan tersebut sebagai serangkaian kegagalan manusia dan bahwa di dunia yang penuh dengan kemakmuran, masih ada anak-anak yang mati kelaparan.

"Konflik yang terjadi selama 12 bulan terakhir menambah situasi global yang mengerikan," tulisnya dalam kata pengantar laporan tersebut.

Guterres menyoroti konflik di Jalur Gaza, karena wilayah tersebut merupakan wilayah dengan jumlah penduduk terbanyak yang menghadapi bencana kelaparan.

Ada juga konflik yang sudah berlangsung selama setahun di Sudan, yang telah menciptakan krisis pengungsi internal terbesar di dunia dengan dampak buruk terhadap kelaparan dan gizi.

Menurut Arif Husain, kepala ekonom Program Pangan Dunia PBB, setiap tahun sejak 2016, jumlah orang yang mengalami kerawanan pangan akut telah meningkat, dan jumlahnya kini meningkat dua kali lipat dibandingkan sebelum pandemi Covid-19.

Meskipun laporan tersebut mencakup 59 negara, ia mengatakan targetnya adalah mendapatkan data dari 73 negara di mana terdapat penduduk yang sangat rawan pangan.

Baca juga: PBB: Iran Tutup Fasilitas Nuklir Usai Serang Israel

Diketahui, laporan ini merupakan publikasi utama Jaringan Informasi Ketahanan Pangan dan didasarkan pada kolaborasi 16 mitra termasuk badan-badan PBB, badan-badan regional dan multinasional, Uni Eropa, Badan Pembangunan Internasional AS, organisasi teknis dan lain-lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Puluhan Ribu Warga Israel Demo Minta Sandera Segera Dipulangkan

Puluhan Ribu Warga Israel Demo Minta Sandera Segera Dipulangkan

Global
Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Global
Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Global
Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Global
Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com