KHARTUM, KOMPAS.com – PBB menyatakan bahwa sebanyak 800 ribu warga sebuah kota di Sudan berada dalam bahaya ekstrem. Hal itu karena perang yang terjadi di berbagai wilayah.
Para pejabat tinggi PBB memperingatkan Dewan Keamanan pada Jumat (19/4/2024), bahwa pertikaian antar komunitas terjadi di seluruh Darfur.
Sebagaimana diberitakan Reuters pada Sabtu (20/4/2024), perang meletus di Sudan satu tahun lalu antara tentara Sudan (SAF) dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter, yang menciptakan krisis pengungsian terbesar di dunia.
Baca juga: PBB: Perang Sudan Ancam Hancurkan Seluruh Negeri
Kepala urusan politik PBB Rosemary DiCarlo mengatakan kepada Dewan Keamanan yang beranggotakan 15 orang bahwa bentrokan antara RSF dan anggota Pasukan Perlindungan Gabungan yang bersekutu dengan SAF terjadi di dekat El Fasher, ibu kota Darfur Utara.
"Pertempuran di El Fasher dapat memicu pertikaian antar-komunitas berdarah di seluruh Darfur," tutur DiCarlo, mengulangi peringatan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada hari Senin.
PBB mengatakan hampir 25 juta orang atau setengah dari populasi Sudan membutuhkan bantuan dan sekitar 8 juta orang telah meninggalkan rumah mereka.
"Kekerasan ini menimbulkan bahaya ekstrem dan langsung terhadap 800.000 warga sipil yang tinggal di El Fasher," kata direktur operasi bantuan PBB, Edem Wosornu.
Hal ini tentu berisiko dapat memicu kekerasan lebih lanjut di wilayah lain yang terdapat lebih dari 9 juta orang kini sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Otoritas keamanan pangan global yang didukung PBB mengatakan pada akhir bulan lalu bahwa tindakan segera diperlukan untuk mencegah kematian yang meluas.
Serta kehancuran total bagi mata pencaharian warga juga untuk mencegah krisis kelaparan yang parah di Sudan.
Baca juga: 100 Hari Perang Sudan: Rata-rata 1 Anak Tewas atau Terluka Setiap Jam
Diketahui, para donor menjanjikan lebih dari $2 miliar untuk Sudan yang dilanda perang pada konferensi di Paris hari Senin kemarin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.