Kembalinya Hariri ke politik terjadi hampir 3 bulan setelah ledakan dahsyat di pelabuhan Beirut yang menewaskan lebih dari 200 orang dan menghancurkan sebagian ibu kota Lebanon.
Dua puluh lima orang telah ditangkap atas ledakan 4 Agustus itu, yang terjadi setelah kebakaran di gudang yang menyimpan ratusan ton amonium nitrat.
Baca juga: Perjuangan Menyelamatkan Gedung-gedung Cantik Peninggalan Kekaisaran Ottoman dan Perancis di Lebanon
Namun, organisasi hak asasi Human Rights Watch (HRW) mengatakan pada Kamis (22/10), penyelidikan itu gagal memberikan hasil yang kredibel, dan menyerukan "penyelidikan internasional yang independen".
"Campur tangan politik ditambah dengan kegagalan lama sistem peradilan telah membuat penyelidikan domestik yang kredibel dan tidak memihak tampaknya tidak mungkin," kata HRW dalam sebuah pernyataan.
Demonstrasi kecil menentang Hariri terjadi di pusat kota Beirut pada Rabu malam waktu setempat (21/10/2020). Puluhan pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan menentangnya dan berhadapan dengan para pendukungnya, namun pasukan keamanan masuk dan memisahkan kedua belah pihak.
Baca juga: Setelah 2 Kali Gagal, Presiden Lebanon Akan Kembali Umumkan Nama Calon Perdana Menteri
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.