Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Menyelamatkan Gedung-gedung Cantik Peninggalan Kekaisaran Ottoman dan Perancis di Lebanon

Kompas.com - 12/10/2020, 14:28 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Lima hari setelah ledakan dahsyat di Beirut, Lebanon, yang menewaskan lebih dari 220 orang dan menyebabkan 300.000 orang kehilangan tempat tinggal, Joseph Khoury dan istrinya Gabriela Cardozo melakukan perjalanan ziarah ke Gemmayzeh dan Mar Mikhael, dua kawasan bersejarah yang berlokasi dekat pelabuhan.

Mereka membawa 30 lembar kartu pos - setiap foto dalam serial mereka Bouyout Beirut (Houses of Beirut) yang merekam keindahan arsitektur Beirut di masa kekuasaan Kekaisaran Ottoman dan Perancis.

Menyusuri puing-puing, dan mencari di antara fasad-fasad yang terlihat asing lantaran kerusakan dahsyat, mereka melacak 25 bangunan sebagaimana dilansir dari BBC Indonesia, Selasa (12/10/2020).

Di masing-masing bangunan itu, mereka meninggalkan selembar kartu pos - sebagai pengingat dari apa yang mereka pertaruhkan.

"Kami bahkan tidak tahu apa yang akhirnya akan kami lakukan. Itu terjadi begitu saja ketika kami berujar, 'Oke, kita punya berbagai kartu pos dan tampaknya sangat berbeda, biarkan saja begitu, dan barangkali orang-orang akan ingat bagaimana bentuknya,'" ujar Cardozo, seorang arsitek yang pindah ke Beirut dari Venezuela enam tahun silam.

Baca juga: Setelah 2 Kali Gagal, Presiden Lebanon Akan Kembali Umumkan Nama Calon Perdana Menteri

Di tengah-tengah reruntuhan, mereka tidak dapat mengidentifikasi lima bangunan terakhir.

"Sulit mengenali beberapa dari bangunan itu, karena ada beberapa di antaranya yang benar-benar hancur," paparnya.

Setelah ledakan pada 4 Agustus, yang disebabkan 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan di pelabuhan kota, berkembang kekhawatiran perihal bagaimana menjaga sisa-sisa warisan arsitektur Beirut.

Ribuan bangunan bersejarah telah hilang dalam hampir tiga dekade semenjak perang saudara berakhir dan lemahnya perlindungan negara memungkinkan para pengembang menghancurkan bangunan-bangunan itu dan menggantinya dengan gedung pencakar langit modern.

Saat ini banyak yang merasa khawatir kerusakan akibat ledakan itu dapat dimanfaatkan sebagai alasan untuk menghancurkan beberapa bangunan tersisa.

Baca juga: Studi Buktikan, Ledakan Lebanon Salah Satu yang Terparah dalam Sejarah

Serangkaian foto yang memperlihatkan Khoury dan Cardozo sedang memegang kartu pos mereka di depan bangunan yang hancur telah dibagikan oleh lebih dari 1.500 orang yang merasa khawatir akan keberadaan gedung-gedung tersebut.

Kawasan Gemmayzeh dan Mar Mikhael yang bersejarah itu berada di antara wilayah yang terparah akibat ledakan.

Beberapa bangunan roboh. Ada lubang di dinding dan langit-langit di sejumlah gedung lainnya.

Setelah ledakan, mereka melacak 25 bangunan, dan meninggalkan satu lembar kartu pos dari serial foto mereka.Joseph M Khoury via BBC Indonesia Setelah ledakan, mereka melacak 25 bangunan, dan meninggalkan satu lembar kartu pos dari serial foto mereka.

Balkon-balkon yang terbuat dari beton melesak ke bawah, menghancurkan mobil-mobil; genteng-genteng terlempar berhamburan dari atap hingga hancur di jalan-jalan di bawahnya; pinggiran balkon berornamen besi tempa menjadi melengkung, dan daun jendela kayu yang bercat indah berubah karena hantaman ledakan mematikan.

UNESCO, yang telah berjanji menggalang upaya restorasi berskala internasional, melaporkan bahwa ada 640 bangunan bersejarah yang rusak dalam ledakan itu. Lalu ada sekitar 60 bangunan yang berisiko runtuh.

Baca juga: Dubes RI Hajriyanto: Krisis Mengubah Budaya Politik di Lebanon

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Global
Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com