Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebanon dan Israel Memulai Perundingan Perbatasan Maritim "Bersejarah"

Kompas.com - 15/10/2020, 07:00 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber AFP

BEIRUT, KOMPAS.com - Lebanon dan Israel yang secara teknis masih berada dalam situasi perang mengadakan perundingan yang belum pernah terjadi sebelumnya di bawah perantara PBB dan Amerika Serikat (AS), Rabu (14/10/2020).

Melansir AFP, perundingan itu dilakukan untuk menyelesaikan sengketa perbatasan laut dan membuka jalan eksplorasi minyak dan gas dalam "waktu yang tepat".

Dalam pernyataan bersama setelah perundingan itu, AS dan PBB mengatakan pembicaraan itu "produktif" dan bahwa para delegasi telah "menegaskan kembali komitmen mereka untuk melanjutkan perundingan akhir bulan ini".

Baca juga: Setelah 2 Kali Gagal, Presiden Lebanon Akan Kembali Umumkan Nama Calon Perdana Menteri

Setelah bertahun-tahun diplomasi AS yang berulang kali, Lebanon dan Israel bulan ini mengatakan bahwa mereka telah setuju untuk memulai negosiasi 'bersejarah' yang ditengahi PBB.

Perundingan itu diadakan di pangkalan pasukan penjaga perdamaian PBB di kota perbatasan Lebanon Naqura dan berlangsung selama sekitar satu jam.

Baca juga: Perjuangan Menyelamatkan Gedung-gedung Cantik Peninggalan Kekaisaran Ottoman dan Perancis di Lebanon

Perundingan itu juga terjadi beberapa minggu setelah Bahrain dan Uni Emirat Arab menjadi negara Arab pertama yang menjalin hubungan dengan Israel sejak Mesir pada 1979 dan Yordania pada 1994.

Namun, perundingan itu juga memicu kecurigaan. AS yang begitu gigih mendukung lewat diplomasinya mungkin ingin meningkatkan citra Presiden Donald Trump dalam kampanye pemilihan ulangnya.

Baca juga: Dubes RI Hajriyanto: Krisis Mengubah Budaya Politik di Lebanon

Saat ini diketahui bahwa negosiasi kedua akan digelar pada 28 Oktober mendatang.

Diskusi pada Rabu kemarin menandai adanya "langkah pertama dalam perjalanan seribu mil menuju demarkasi" perbatasan laut, seperti diucapkan Brigjen Bassam Yassin, Kepala Delegasi Lebanon.

Baca juga: Studi Buktikan, Ledakan Lebanon Salah Satu yang Terparah dalam Sejarah

"Kami ingin mencapai kecepatan negosiasi yang memungkinkan kami untuk menyelesaikan kasus ini dalam waktu yang tepat."

Pembicaraan di Naqura, yang secara eksklusif berfokus pada perbatasan laut yang disengketakan, terjadi pada waktu yang sensitif karena Lebanon, yang tengah dilanda berbagai krisis berharap untuk terus mengeksplorasi minyak dan gas di bagian Mediterania yang juga diklaim oleh Israel.

Utusan AS, David Schenker memfasilitasi sesi pembukaan bersama duta besar AS untuk Aljazair John Desrocher, yang menjadi mediator.

Baca juga: Baru Ditunjuk Jadi PM Lebanon, Mustapha Adib Mengundurkan Diri, Ada Apa?

Keamanan dilakukan secara ketat, dengan jalan-jalan di daerah itu diblokir oleh penjaga perdamaian PBB dan pasukan Lebanon, dan helikopter terbang di atasnya.

Israel mengirim tim beranggotakan 6 orang, termasuk direktur jenderal kementerian energinya, penasihat kebijakan luar negeri Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dan kepala divisi strategis angkatan darat.

Delegasi dari Lebanon sendiri beranggotakan empat orang dan terdiri dari dua perwira militer, seorang pejabat dan seorang ahli hukum perbatasan laut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Global
Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Global
Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Global
Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Global
Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Internasional
Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Global
Tambah 2 Korban, Total Kematian akibat Suplemen Jepang Jadi 4 Orang

Tambah 2 Korban, Total Kematian akibat Suplemen Jepang Jadi 4 Orang

Global
Sapi Perah di AS Terdeteksi Idap Flu Burung

Sapi Perah di AS Terdeteksi Idap Flu Burung

Global
2 Jasad Korban Runtuhnya Jembatan Francis Scott Ditemukan

2 Jasad Korban Runtuhnya Jembatan Francis Scott Ditemukan

Global
Thailand Menuju Pelegalan Pernikahan Sesama Jenis

Thailand Menuju Pelegalan Pernikahan Sesama Jenis

Internasional
Anak Kecil Tewas Tersedot Pipa Selebar 30-40 Cm Tanpa Pengaman di Kolam Hotel

Anak Kecil Tewas Tersedot Pipa Selebar 30-40 Cm Tanpa Pengaman di Kolam Hotel

Global
Kebijakan Kontroversial Nayib Bukele Atasi Kejahatan di El Salvador

Kebijakan Kontroversial Nayib Bukele Atasi Kejahatan di El Salvador

Internasional
Rangkuman Hari Ke-763 Serangan Rusia ke Ukraina: 2 Agen Rusia Ditangkap | Ukraina-Rusia Saling Serang

Rangkuman Hari Ke-763 Serangan Rusia ke Ukraina: 2 Agen Rusia Ditangkap | Ukraina-Rusia Saling Serang

Global
Kepala Intelijen Rusia ke Korea Utara, Bahas Kerja Sama Keamanan

Kepala Intelijen Rusia ke Korea Utara, Bahas Kerja Sama Keamanan

Global
Pemimpin Hamas: Israel Keras Kepala dan Ingin Perang Terus Berlanjut

Pemimpin Hamas: Israel Keras Kepala dan Ingin Perang Terus Berlanjut

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com