Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khawatir Superioritas Militernya Ditandingi, Israel Bersikeras Menentang AS Jual Senjata ke UEA

Kompas.com - 18/08/2020, 19:52 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Aljazeera

TEL AVIV, KOMPAS.com - Israel masih menentang Amerika Serikat (AS) menjual produk senjatanya ke Uni Emirat Arab (UEA), karena khawatir dapat mengurangi superioritas kekuatan militer Israel.

Belum lama ini, Israel dan UEA telah melakukan perjanjian normalisasi ke arah pedamaian, kendati demikian Israel masih tetap bersikeras tidak menginginkan ada penjualan senjata dari AS ke UEA, menurut kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Selasa (18/8/2020).

Baca juga: Selama 7 Malam Berturut-turut Pesawat Israel Serang Gaza

Melansir Al Jazeera pada Selasa (18/8/2020), pernyataan itu menyusul laporan di surat kabar Israel, Yedioth Ahronoth, bahwa pemerintahan Trump merencanakan penjualan "raksasa" jet F-35 canggih ke Uni Emirat Arab, sebagai bagian dari langkah negara Teluk itu menormalkan hubungan dengan Israel, pada pekan lalu.

Sementara, Kedutaan Besar AS di Yerusalem dan perwakilan pemerintah UEA tidak memberikan tanggapan segera mengenai kabar tersebut.

Baca juga: Berdamai dengan Israel, Apa Untungnya buat UEA?

Didasari pengertian sejak beberapa dekade, bahwa Washington telah menahan diri dari tindakan penjualan senjata ke Timur Tengah, yang dapat menumpulkan "keunggulan militer kualitatif" (qualitative military edge/QME) Israel.

Hal itu telah terjadi pada F-35, yang sempat ditolak oleh negara-negara Arab, sementara Israel telah membeli dan menyebarkannya.

Baca juga: Hanya untuk Beberapa Waktu AS Tidak akan Menyetujui Aneksasi Israel Atas Wilayah Tepi Barat

"Dalam pembicaraan (tentang kesepakatan normalisasi UEA), Israel tidak mengubah posisi konsistensinya terhadap penjualan senjata dan teknologi pertahanan ke negara mana pun di Timur Tengah yang dapat memberi keseimbangan (militer)," kata kantor Netanyahu.

Pemerintahan Trump telah mengisyaratkan bahwa UEA dapat memperoleh penjualan senjata AS baru yang tidak ditentukan setelah pengumuman normalisasi pada Kamis lalu (13/8/2020).

Baca juga: Tank Israel Serang Hamas di Jalur Gaza terkait Rusuh dan Bom Balon

Menteri Intelijen Eli Cohen, seorang pengamat di kabinet keamanan Netanyahu, mengatakan forum pengambilan keputusan tidak mengadakan diskusi tentang perubahan apa pun pada kebijakan QME dan bahwa Israel belum menyetujui perubahan apa pun oleh Amerika Serikat.

"Israel belum memberikan persetujuannya untuk ikut dan mengubah pengaturan (QME)," kata Cohen kepada stasiun radio publik, Kan.

Baca juga: Setelah Serang Jalur Gaza, Israel Larang Nelayan Palestina Tangkap Ikan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com