KIEV, KOMPAS.com - Lahir pada 1916 di Ukraina, Lyudmila Pavlichenko terkenal sebagai sniper wanita paling mematikan sepanjang sejarah.
Ia ikut terjun ke medan tempur di Perang Dunia II untuk membela Red Army, julukan militer Uni Soviet.
Saking jitunya bidikan Pavlichenko, ia sampai dijuluki Lady Death (Dewi Kematian), dan menjadi momok tersendiri bagi para tentara Jerman.
Reputasinya di garis depan medan perang sangat populer, dengan 309 korban tewas yang dikonfirmasi atas namanya.
Hebatnya lagi, itu hanya dilakukannya dalam hitungan bulan dan menempatkannya di jajaran penembak jitu terhebat sepanjang masa.
Baca juga: [Biografi Tokoh Dunia] Deng Xiaoping, Arsitek Perekonomian China
Di masa kecilnya Pavlichenko menekuni bidang olahraga, dengan berkompetisi di beberapa cabang atletik.
Bakatnya dalam menembak kemudian terendus usai seorang bocah lelaki menyebarluaskan prestasi Pavlichenko.
Tak lama kemudian wanita kelahiran 12 Juli 1916 itu jatuh cinta pada olahraga menembak dan bergabung dengan klub tembak.
Singkat cerita Pavlichenko lalu mendapat lencana sniper serta sertifikat penembak jitu, dan saat kuliah di Universitas Kiev ia mengembangkan keterampilannya lagi dengan masuk ke akademi sniper.
Menurut catatan Sky History, ketika Hitler melancarkan Operasi Barbarossa pada Juni 1941, Pavlichenko yang kala itu berusia 24 tahun berlari ke kantor perekrutan di Odesa, Ukraina.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan