Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikritik Trump soal Virus Corona, Ini Jawaban PM Selandia Baru

Kompas.com - 18/08/2020, 18:31 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WELLINGTON, KOMPAS.com - Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menjawab kritikan Presiden AS Donald Trump, mengenai lonjakan virus corona di negaranya.

Dia menyatakan sanggahannya setelah sang presiden menyiratkan kasus Covid-19 di "Negeri Kiwi" tak terkendali, di mana AS tentu bisa menghindarinya.

"Setiap mata yang memerhatikan, tentu tahu sembilan kasus harian virus corona di Selandia Baru tak bisa dibandingkan dengan AS yang puluhan ribu," sindirnya.

Baca juga: Covid-19 Kembali, Pemilu di Selandia Baru Ditunda 4 Pekan

"Jelas, itu tidak salah," kata PM Selandia Baru berusia 40 tahun, dalam kritikan tak biasa yang dilayangkan sekutu "Negeri Uncle Sam" itu.

Selandia Baru dipandang sebagai salah satu contoh negara yang dianggap sukses dalam menangani Covid-19 sejak merebak pada akhir 2019 lalu.

Sementara bagi Jacinda Ardern, PM yang berasal dari Partai Buruh itu dipandang sebagai salah satu pemimpin yang menentang Trump.

Namun dilansir AFP Selasa (18/8/2020), penemuan klaster Covid-19 di Auckland membuat kota terbesar "Negeri Kiwi" kembali menjalani lockdown.

Semua berawal dalam kampanye Minnesota Senin (17/8/2020), presiden 74 tahun itu melontarkan kritikan mengenai penanganan virus corona di negara Pasifik tersebut.

Kepada para pendukungnya, presiden dari Partai Republik itu menyinggung mengenai pemberitaan mengenai kesuksesan Selandia Baru.

Baca juga: Dalam Sehari, Selandia Baru Laporkan 14 Kasus Virus Corona

"Mereka (Selandia Baru) mengalahkannya. Menempatkannya seakan di halaman depan media untuk menunjukkan saya sesuatu," kata dia.

Trump kemudian menyinggung mengenai "lonjakan besar" virus corona. "Itu mengerikan. Tentu kita bisa menghindarinya," klaimnya.

Sejak wabah terjadi, negara berpopulasi lima juta jiwa itu melaporkan 1.300 kasus Covid-19, dengan 70 di antaranya adalah kasus aktif.

Di sisi lain, AS adalah negara yang paling terdampak wabah, di mana mereka melaporkan lima juta penularan dengan 170.000 korban meninggal.

Sementara bagi Trump dan Ardern, pemimpin dari sayap kiri-tengah, ini bukan pertama kalinya mereka terlibat komentar pedas.

Baca juga: Kasus Covid-19 Muncul Lagi, Selandia Baru Tunda Pemilihan Umum

Sesaat setelah terpilih pada 2017, presiden ke-45 AS itu sempat bergurau bagaimana Ardern menimbulkan "kekecewaan besar" saat bertemu di Vietnam.

"Anda tahu, setidaknya tak ada yang berbaris di depanku," balas Ardern, menyindir bagaimana protes bergaung saat Trump menang Pilpres AS 2016.

Adapun pada tahun ini, kedua pemimpin menghadapi tekanan politik berat karena bertepatan dengan bergulirnya masa pemilihan umum.

PM Jacinda Ardern terpaksa menunda pemilu yang harusnya digelar September mendatang, menjadi Oktober karena pandemi virus corona.

Sementara Trump juga tengah mendapat tekanan karena dalam jajak pendapat, dia terus kalah dari calon rivalnya asal Demokrat, Joe Biden.

Baca juga: Jelang Pemilu, Selandia Baru Terapkan Siaga 2 karena Kasus Covid-19 Baru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com