BEIJING, KOMPAS.com - Beijing pada Selasa (18/8/2020) mengecam sanksi baru Amerika Serikat (AS) terhadap perusahaan raksasa telekomunikasi Huawei.
China menuduh Washington melakukan "penyalahgunaan kekuasaan nasional" untuk menghalangi tumbuhnya perusahaan tersebut.
Kementerian Perdagangan AS pada Senin (17/8/2020) merilis pernyataan, yang menyatakan telah melarang 38 afiliasi Huawei di seluruh dunia untuk membeli chip komputer buatan AS dan teknologi lainnya.
Baca juga: AS Tambah Sanksi ke Huawei, 38 Afiliasi di Seluruh Dunia Terseret
Ketegangan antara China dan AS terus memanas belakangan ini.
Washington mengklaim perusahaan-perusahaan China dimanfaatkan untuk menjadi mata-mata Beijing, sedangkan China membantah semua tudingan yang diarahkan AS itu.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijan pada Selasa (18/8/2020) mengatakan, tidak ada bukti Huawei memiliki celah keamanan atau menjadi pintu belakang.
Sanksi itu "sepenuhnya mematahkan prinsip-prinsip pasar dan persaingan sehat yang selalu dijunjung AS," tambahnya dikutip dari AFP.
Baca juga: Blokir Huawei, Inggris Lirik Fujitsu dan NEC
Washington telah terlibat dalam "penyalahgunaan kekuatan nasional untuk menerapkan segala macam pelarangan pada Huawei dan perusahaan China lainnya," katanya dalam jumpa pers reguler.
Sementara itu para pejabat "Negeri Paman Sam" berpendapat, Huawei menimbulkan risiko keamanan karena memiliki hubungan dengan pemerintah Beijing.
Klaim itu dibantah oleh perusahaan yang didirikan pada 1987 oleh Ren Zhengfei tersebut.
Baca juga: Kecewa Diblokir Inggris, Huawei: Itu Kemunduran bagi Mereka
Menteri Perdagangan Wilbur Ross mengatakan, Huawei dan afiliasinya "telah bekerja melalui pihak ketiga untuk memanfaatkan teknologi AS, dengan cara merusak keamanan nasional AS dan kepentingan kebijakan luar negeri."
Pemerintahan Trump telah melarang Huawei dari jaringan nirkabel 5G di AS, dan menekan negara-negara sekutu untuk mengikuti langkahnya.
Saat ini Huawei menjadi produsen smartphone global terbesar dalam kuartal terakhir, yang sebagian besar disebabkan oleh penjualan di pasar China.
Bahkan saat Washington berusaha menolak akses Huawei ke sebagian besar sistem Google Android, raksasa teknologi itu masih bertengger di puncak.
Baca juga: Huawei Kian Terisolasi, China: AS Main Kotor
Zhao kemudian mendesak AS untuk "memperbaiki kesalahannya", dengan mengatakan China akan "terus mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi hak dan kepentingan sah perusahaan China."
Selain Huawei, Presiden AS Donald Trump juga hendak melarang penggunaan TikTok di AS jika tidak didivestasikan oleh perusahaan induknya di China, ByteDance.
Aplikasi perpesanan WeChat yang dimiliki raksasa teknologi Tencent juga masuk dalam daftar blokir Trump.
Baca juga: AS Senang Inggris Larang Huawei Masuk Jaringan 5G
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.