Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Niknik M. Kuntarto
Dosen UMN. Ahli linguistik forensik.

Dr. Niknik M. Kuntarto, M.Hum, selain Dosen UMN, juga aktif sebagai ahli linguistik forensik dan pegiat bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) di bawah Yayasan Kampung Bahasa Bloombank Indonesia.

Geliat Pegiat BIPA Menyambut KTT G20

Kompas.com - 26/10/2021, 13:10 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sesuai dengan artikel yang ditulis oleh Suyitno, tujuan pelajar asing belajar BIPA adalah untuk memperlancar berbahasa Indonesia dan mengenal budaya Indonesia dari dekat.

Kelancaran berbahasa Indonesia tersebut diperlukan oleh mereka karena (a) mereka mengambil program tentang Indonesia di universitas asalnya, (b) mereka akan melakukan penelitian di Indonesia, (c) mereka akan bekerja di Indonesia, (d) mereka akan meneliti masalah bahasa Indonesia, dan (e) mereka akan tinggal di Indonesia dalam waktu yang lama.

Gambaran tentang tujuan belajar BIPA tersebut berimplikasi pada penyiapan materi belajar yang sesuai dengan tujuan tersebut. Dengan demikian, materi pembelajaran BIPA ini memiliki kaitan yang erat dengan pemenuhan kebutuhan pelajar asing.

Temuan tersebut sejalan dengan pendapat Hoed (1995) yang menyatakan bahwa program BIPA bertujuan untuk (1) mengikuti kuliah di perguruan tinggi Indonesia, (2) membaca buku dan surat kabar guna keperluan penelitian, dan (3) berkomunikasi secara lisan dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia.

Ketiga tujuan itu masing-masing masih dapat dipecah lagi menjadi beberapa tujuan khusus. Dalam kaitannya dengan mengikuti kuliah di perguruan tinggi di Indonesia, mereka memerlukan pengetahuan bahasa Indonesia sesuai dengan bidang ilmu yang diikuti (ilmu sosial, ilmu teknik, ekonomi, dan sebagainya).

Baca juga: Ingin Kuliah Jurusan Bahasa? Ini 4 Bahasa Asing Paling Dicari di Dunia Kerja

 

Begitu pula, untuk keperluan penelitian bergantung dari bidang apa yang akan diteliti. Untuk belajar bahasa Indonesia lisan guna keperluan komunikasi dengan penduduk diperlukan pula pengkhususan, misalnya bahasa komunikasi formal atau informal.

Berdasarkan kebutuhan-kebutuhan dan tujuan pembelajaran tersebut, materi BIPA dipilih dan disusun untuk pemenuhan kebutuhan itu. Penelitian ini dikhususkan bagi orang asing yang akan atau sedang bekerja di Indonesia untuk kepentingan komunikasi bisnis.

Pada artikel tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran BIPA berbeda dengan pembelajaran bahasa Indonesia pada umumnya. Pelajar BIPA adalah pelajar asing yang berbeda dengan pelajar Indonesia.

Oleh karena itu, dalam pembelajaran BIPA, diperlukan kesadaran bagi guru akan perbedaan tersebut yang berpengaruh pada perencanaan materi ajar, pelaksanaan pembelajaran, atau dalam pengelolaan program-program kegiatan pembelajaran lainnnya.

Untuk dapat memberikan layanan yang terbaik dalam pembelajaran BIPA, pemahaman tentang norma pedagogik dan analisis kebutuhan belajar pelajar asing sangat diperlukan.

Dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN atau MEA, ditambah dengan adanya KTT G20 di Bali, ini menjadi kesempatan terbuka pula bagi TKA yang datang ke Indonesia dengan berbagai tujuan.

Salah satu tujuan mereka adalah berbisnis sehingga yang diperlukan adalah komunikasi bisnis. Ungkapan bahwa tidak ada orang yang ingin merasa asing di negeri orang adalah gambaran bahwa siapa pun tidak ada yang ingin merasa menjadi orang asing ketika tinggal di negeri orang.

Salah satu cara agar tidak merasa asing adalah dengan mengenal bahasa negara tersebut. Dengan demikian, TKA secara alami memerlukan bahan ajar bahasa Indonesia ranah komunikasi bisnis. TKA sebagai peserta dewasa tentu berbeda dengan peserta anak atau remaja. Mereka memiliki karakter yang berbeda.

Menurut Nation, orang dewasa adalah orang yang telah memiliki banyak pengalaman, pengetahuan, kecakapan, dan kemampuan, mengatasi permasalahan hidup secara mandiri. Orang dewasa terus.

Baca juga: Salah Kaprah Bahasa, antara Ketidaktahuan dan Kemalasan (1)

Tenaga Kerja Asing Butuh Belajar Bahasa Indonesia

Telah tersedia buku ajar BIPA Lentera Indonesia 1, 2, dan 3 produk dari Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa yang bisa digunakan secara umum.

Telah tersedia juga buku ajar BIPA, baik bagi anak-anak maupun dewasa di beberapa universitas atau lembaga pendidikan, tetapi penyebarannya hanya pada lingkungan lembaga itu sendiri.

Artinya, buku hanya bagi peserta yang belajar bahasa Indonesia di lembaga itu saja yang akan mendapatkan buku tersebut.

Sebut saja buku Belajar Bahasa Indonesia Sehari-Hari di BIPA Universitas Indonesia (UI), buku Selamat Datang di BIPA Universitas Nasional, buku Practical Indonesia 1 & 2 di Indonesian Studies Program di Program BIPA, Universitas Negeri Malang, Bingkai Bahasa Indonesia, Unit BIPA FBS UNJ, dan Jelajah Indonesia, Program BIPA Universitas Multimedia Nusantara.

Dengan demikian, masyarakat umum sulit mendapatkannya. Beberapa sekolah internasional seperti Sekolah Pelita Harapan-Jakarta, Sekolah Dyatmika-Bali, dan Deutsche International School, Serpong mengakui kesulitan mendapatkan buku ajar BIPA.

Kalau pun ada, buku tersebut harus diimpor dari Australia dan ditulis oleh penulis asing seperti Ian J. White yang menulis buku Keren...! dan diterbitkan oleh Longman yang dirasa ironis.

Ketika guru Indonesia akan mengajarkan bahasanya sendiri, bahasa Indonesia, tetapi menggunakan buku karya penulis asing dan harus mengimpornya dari luar negeri. Beberapa buku memang ada yang ditulis oleh penulis Indonesia, tetapi ia menjadi penulis kedua.

Penulis pertama tetap diduduki oleh penulis asing seperti Beginning Indonesian Through Sel-Instruction yang ditulis oleh John U. Wolff, Dede Oetomo, dan Daniel Fietkiewicz, diterbitkan oleh Gramedia Book Publishing Division, Jakarta pada 1987.

Kemudian, muncullah beberapa buku yang ditulis oleh Badan Bahasa pada 2017 yang berjudul Sahabat Indonesia.

Sebelumnya, pada 2015 Tim BIPA Dahsyat yang bernaung di bawah Kampung Bahasa BloomBank Indonesia mengumumkan bahwa kedua puluh buku yang ditulisnya diperuntukkan bagi Indonesia.

Ini berarti siapa saja, lembaga mana pun boleh menggunakan buku-buku yang telah dibuat seperti buku Menyimak Prapemula, Membaca Pemula, Berbicara Pemula, dan Menulis Pemula yang ditulis oleh Ariani Selviana, Siti Amelia Habe, Randi Ramliyana, dan Niknik M. Kuntarto; buku Menyimak Pemula, Membaca Pemula, Berbicara Pemula, dan Menulis Pemula yang ditulis oleh penulis yang sama.

Baca juga: 11 Kementerian Pendidikan Asia Tenggara Sepakat Saling Perkuat Literasi Bahasa Nasional

 

Selain itu, terdapat juga judul buku Menyimak Madya, Membaca Madya, Berbicara Madya, dan Menulis Madya yang ditulis oleh Friska Melani, Dede Hasanudin, dan Niknik M. Kuntarto.

Buku lain yakni Menyimak Mahir, Membaca Mahir, Berbicara Mahir, Menulis Mahir, dan Tata Bahasa Mahir. Semua buku ditulis oleh penulis yang sama.

Ini merupakan langkah baru bagi per-BIPA-an di Indonesia yang sebelumnya tidak pernah ada penulisan serial buku BIPA yang ditulis selengkap itu.

Berdasarkan hasil analisis kondisi, sangat dimungkinkan untuk diadakan kelas BIPA sebagai wadah belajar bahasa Indonesia yang efektif dan sesuai dengan kebutuhannya sebagai TKA.

Apalagi, jika berpedoman pada Undang-Undang No.24 tahun 2009 tentang Peningkatan Fungsi Bahasa Indonesia Menjadi Bahasa Internasional Pasal 44 (1), yakni Pemerintah meningkatkan fungsi bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan.

Penyediaan kelas-kelas bahasa Indonesia bagi penutur asing ini sebagai langkah mewujudkan program pemerintah dalam peningkatan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional.

Selain itu, dengan adanya G20 ini, akan banyak berdatangan TKA ke Indonesia. Tujuan kedatangan mereka biasanya untuk bekerja di Indonesia dan untuk berkomunikasi dengan rekan kerja, dengan konsumen, juga dengan masyarakat sekitar dibutuhkan penguasaan bahasa Indonesia.

Selain dibutuhkan kemampuan berbahasa Indonesia dalam berkomunikasi bisnis, TKA juga memerlukan penguasaan komunikasi antarbudaya atau komunikasi lintas budaya. Oleh karena itu, kebutuhan bahan ajar bahasa Idonesia komunikasi bisnis diperlukan oleh para TKA.

Kesiapan Pemerintah dalam Menyambut TKA

Pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 24 tahun 2009 Pasal 44 telah mengamanahkan cita-cita luhur untuk meningkatkan fungsi bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com