Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Peringkat Anak di Kelas Cerminkan Kecerdasannya?

Kompas.com - 26/10/2021, 10:25 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Pemeringkatan siswa di kelas berdasarkan nilai mata pelajaran masih banyak digunakan sebagai metode untuk mengukur pencapaian belajar anak.

Sering kali, nilai atau peringkat yang rendah membuat orangtua khawatir anak tak secerdas teman-temannya atau bahkan risau dengan masa depan anak.

Akan tetapi, benarkah nilai dan peringkat anak di sekolah yang menentukan kecerdasan anak? Merangkum laman BPK Penabur, berikut ulasannya:

1. Nilai tidak selalu cerminkan kemampuan anak di kelas

Anak bisa jadi memahami materi pelajaran yang diajarkan guru selama kelas berlangsung, hanya saja ia masih tidak dapat menerjemahkannya ke dalam jawaban soal ujian.

Baca juga: Dana KJP Plus SD-SMA Oktober 2021 Cair, Lakukan Ini bila Belum Terdaftar

Keadaan mental dan emosional anak adalah faktor yang kuat. Secara biologis, emosi anak memiliki kecenderungan untuk mengambil alih situasi tertentu, seperti pada saat ujian.

Jika anak menjadi stres atau cemas misalnya, otaknya akan melakukan ribuan hal selain menyelesaikan ujian yang rumit.

Jadi, jangan heran jika anak berkinerja buruk dalam ujian, hal ini bisa disebabkan karena ia yang terlalu stres untuk fokus.

2. Nilai tidak menggambarkan pemahaman anak

Jika anak belajar untuk menghafal materi untuk ujian, maka anak bisa berhasil untuk mengikuti ujian itu. Namun, menghafal pelajaran bukan berarti anak telah memahami materinya.

Beberapa ujian yang didasarkan pada teori hafalan, membuat seorang anak hanya menumpahkan teori tanpa banyak konteks atau kebutuhan untuk pemecahan masalah yang lebih dalam.

Baca juga: Kemendikbud Salurkan Kartu Indonesia Pintar untuk Siswa Prasejahtera

Tentunya, pendekatan ini tidak akurat untuk mengukur kemampuan anak, terlebih dalam jangka panjang.

Oleh karena itu, nilai tidak cukup efektif dalam mengukur pemahaman anak. Karena anak perlu terlibat dan tertantang untuk memecahkan masalah dengan cara baru atau cara yang lebih nyata.

Hal inilah yang tidak sering diterjemahkan ke dalam penilaian standar.

3.Nilai tidak selalu dapat mengukur kekuatan anak

Sebagai manusia, anak dan siapapun lebih dari sekedar angka di halaman.

Masing-masing anak memiliki keragaman yang luar biasa dari bakat yang berbeda. Kemampuan yang biasanya diukur dengan nilai hanya mencakup rentang tertentu.

Kecerdasan pada nilai atau peringkat akademik anak hanyalah salah satu dari banyak variabel yang akan mempengaruhi nilainya.

Baca juga: Bank BCA Buka 9 Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com