Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UMM Ungkap Plus Minus Gen Z yang Sering Gunakan Bahasa Inggris

Kompas.com - 11/05/2024, 19:10 WIB
Mahar Prastiwi

Penulis

KOMPAS.com - Di era globalisasi seperti sekarang ini, penguasaan bahasa asing memang sangat dibutuhkan. Salah satu Bahasa asing yang penting dikuasai adalah Bahasa Inggris.

Bahasa Inggris kini makin familiar, khususnya bagi kalangan generasi Z. Gen Z Indonesia lahir sebagai ujung tombak inovasi linguistik. Generasi ini makin terhubung dengan Bahasa Inggris yang mudah dipelajari melalui media sosial.

Bahkan, istilah-istilah seperti Laugh Out Loud (LOL) dan For Your Information (FYI) yang dulunya khas dalam Bahasa Inggris, kini telah diadopsi dalam percakapan sehari-hari.

Menurut dosen Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Masyhud, ada pergeseran preferensi dalam penggunaan Bahasa Inggris saat ini dengan masa lampau.

"Contohnya, dulu Bahasa Inggris masih tekstual (baku) dan dipelajari melalui buku-buku pembelajaran. Namun, sekarang apapun yang ada di media sosial, itulah yang diserap," terang Masyhud seperti dikutip dari laman UMM, Sabtu (11/5/2024).

Baca juga: Ini Untung Rugi Beli Rumah dengan KPR Menurut Dosen UMM

Gen Z gunakan bahasa Inggris untuk ekspresikan diri

Selain itu, ia beranggapan bahwa perubahan ini tidak hanya mencakup penggunaan kata-kata, tetapi juga pada pola komunikasi secara keseluruhan.

Terlebih, generasi Z kini lebih memilih Bahasa Inggris untuk mengekspresikan dirinya, baik lisan maupun tulisan.

"Kecanggihan teknologi juga mengakibatkan tidak adanya batasan dalam berkomunikasi baik dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Gen Z juga lebih sering menuliskan sesuatu melalui media sosial," ungkap dia.

Ia menambahkan bahwa masifnya penggunaan Bahasa Inggris ini memberikan dampak positif bagi Gen Z.

Baca juga: Cara Mencegah Kekerasan Seksual di Sekolah Menurut Dosen UMM

Bahasa daerah bisa terancam

Contohnya saja, kian maraknya pekerjaan baru menjadi copywriting, content writer dan sebagainya. Sehingga, penggunaan Bahasa Inggris tidak hanya terpaku pada komunikasi verbal, tetapi juga secara tertulis.

Saat Gen Z semakin nyaman menggunakan bahasa Inggris, lanjutnya, muncul konsekuensi terhadap keberadaan bahasa lokal. Masyhud menyampaikan bahwa bisa saja bahasa yang semula dianggap asing ini menjadi bahasa kedua.

"Peningkatan penggunaan Bahasa Inggris dapat mengancam keberlangsungan bahasa daerah, karena pemahaman dan penggunaannya menurun di kalangan generasi muda. Cepat atau lambat akan mempengaruhi punahnya bahasa lokal," tegasnya.

Meskipun demikian, penggunaan Bahasa Inggris oleh Gen Z terkadang juga dapat dilihat sebagai upaya untuk terlihat ‘keren’ di media sosial.

Dalam konteks ini, juga sebagai simbol identitas digital yang lebih modern dan modis. Namun, ada kemungkinan bahwa kecanggungan masih dirasakan ketika menggunakan Bahasa Inggris di lingkungan masyarakat yang lebih tradisional.

Masyhud menegaskan bahwa adaptasi terhadap bahasa Inggris adalah sebuah keharusan di dunia yang semakin terkoneksi.

Baca juga: Kegagalan Pengajaran Bahasa Inggris di Sekolah dan Perguruan Tinggi Indonesia

Masyhud menekankan, gen Z harus siap untuk berkomunikasi dalam Bahasa Inggris, karena tantangan global tidak mengenal batas.

"Pergeseran dalam penggunaan bahasa menjadi cerminan dari perubahan yang lebih besar dalam cara Gen Z berinteraksi dan beradaptasi dengan dunia yang semakin terhubung melalui media sosial," tutup Masyhud.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com