Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Untung Rugi Beli Rumah dengan KPR Menurut Dosen UMM

Kompas.com - 27/03/2024, 08:07 WIB
Mahar Prastiwi

Penulis

KOMPAS.com - Dari tahun ke tahun harga properti biasanya akan mengalami kenaikan harga. Tak jarang masyarakat Indonesia menggunakan sistem kredit atau Kredit Pemilikan Rumah (KPR) untuk membeli rumah.

Namun, seperti halnya keputusan finansial lainnya, penggunaan KPR juga memiliki potensi untung dan rugi yang perlu dipertimbangkan dengan matang.

Bagi masyarakat Indonesia yang berencana membeli rumah secara KPR, Dosen Manajemen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Iqbal Ramadhani Fuadiputra memberikan beberapa tips atau masukan yang perlu diperhatikan.

Baca juga: Fenomena Bukber Jadi Ajang Pamer, Dosen UMM Berikan Pendapatnya

Perkirakan pendapatan per bulan untuk cicilan angsuran

Menurut Iqbal, fenomena membeli rumah secara KPR bisa saja terjadi karena hasil ketidakseimbangan antara lonjakan harga rumah dengan pertumbuhan pendapatan.

"Sehingga, sistem KPR ini dipilih dengan tujuan untuk membantu pembiayaan terkait pembelian rumah. Serta, dinilai dapat membantu memotong beban bulanan dengan jangka waktu tertentu," kata Iqbal seperti dikutip dari laman UMM, Rabu (26/4/2024).

Salah satu pertimbangan utama dalam memutuskan untuk mengambil KPR adalah memperkirakan pendapatan per bulan yang akan digunakan untuk mencicil angsuran.

Iqbal mengimbau, alangkah lebih baik untuk membuat pos anggaran dan rencanakan secara matang agar cicilan dapat dibayarkan sebelum jatuh tempo.

"Alasannya, jika kredit macet, aset rumah dapat diambil atau dilelang oleh bank," jelasnya.

Lebih lanjut, ternyata penggunaan KPR juga membawa sejumlah peluang. Sebagai contoh, sisa uang dari pembayaran cicilan dapat dialokasikan untuk investasi lainnya atau kebutuhan bisnis.

Baca juga: Apakah Minum Teh Sehat bagi Anak? Ini Penjelasan Dokter UMM

Beli rumah subsidi sebagai alternatif

Bahkan, dengan harga tanah yang terus meningkat, kepemilikan properti dapat menjadi alternatif investasi yang menjanjikan bagi pemilik rumah.

Dosen yang juga menjabat sebagai Sekretaris UPT Penerimaan Mahasiswa Baru UMM ini juga mengingatkan akan risiko fluktuasi suku bunga yang tidak bisa diabaikan.

Sistem KPR dapat menjadi fluktuatif tergantung pada suku bunga yang ada di Bank Indonesia.

"Jika bunga tetap, akan mendapatkan keuntungan. Namun, jika bunga fluktuatif maka akan menghadapi risiko tambahan. Sehingga dapat mempengaruhi stabilitas keuangan rumah tangga,” terangnya.

Iqbal menambahkan, beberapa orang berpendapat bahwa membayar cicilan KPR lebih cepat dapat mengurangi beban finansial.

Sehingga, bisa lebih tenang dan leluasa dalam mengalokasikan pendapatan bulanan. Namun, hal ini memunculkan kerugian lainnya. Seperti halnya adanya penalti KPR yang dipengaruhi oleh lamanya pinjaman yang sudah berjalan.

Dia menekankan, tidak ada masalah jika KPR dibayar lunas sebelum jangka waktu yang sudah ditetapkan. Tapi nanti ada denda penaltinya.

"Bahkan, bisa saja jumlah biaya denda ini jadi sangat besar. Tentu, hal ini berpotensi untuk menguras penghasilan dan tabungan," tambahnya.

Baca juga: Cara Mencegah Kekerasan Seksual di Sekolah Menurut Dosen UMM

Iqbal juga menyarankan tentang alternatif lain dalam pemilikan rumah, seperti rumah subsidi.

"Terlebih, rumah subsidi menawarkan kemudahan pembiayaan dari pemerintah dan pemilik. Meskipun tidak selalu memiliki kualitas yang terbaik," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com