Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UMM Sarankan Hal Ini Saat Anak-anak Konsumsi Teh

Kompas.com - 06/03/2024, 17:31 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dr. Hawin Nurdiana menjelaskan, memang tidak ada larangan bagi anak-anak untuk mengonsumsi teh.

Meski demikian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan para orangtua ketika anak meminum teh.

Baca juga: Cerita Ega, Anak Tukang Bangunan Lulus Cumlaude dari UNY

Menurut dia, teh mengandung fitat dan tannin yang menyebabkan terhambatnya absorpsi atau penyerapan zat besi.

Sedangkan zat besi sangat berguna untuk pertumbuhan maupun perkembangan, khususnya bagi anak usia 6 bulan hingga 2 tahun yang tergolong pada periode pertumbuhan cepat.

Anak pada usia 0-6 bulan bisanya akan diberi asi ekslusif, kemudian pada usia 6-24 bulan bisa mengonsumsi Makanan Pendamping ASI (MPASI).

Jika MPASI tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan zat besi pada anak, maka dapat menyebabkan anemia pada anak tersebut.

"Tidak hanya pada pertumbuhan, zat besi pun berpengaruh untuk kecerdasan otak. Ketika penyerapannya terhambat, kemudian zat besi yang masuk menjadi sedikit. Hal ini akan memengaruhi perkembangan pada anak," ucap dia dilansir dari laman UMM, Rabu (6/3/2024).

Jika anak ingin mengonsumsi teh, Hawin menyarankan untuk meminumnya di antara dua waktu makan, bukan setelah makan.

Gunanya agar tidak menghambat penyerapan zat-zat besi yang sudah dikonsumsi. Lalu jangan mengonsumsi teh kemasan yang mengandung gula secara berlebihan.

"Teh dalam kemasan dengan banyak kandungan gula, dapat menyebabkan anak obesitas," tambah dia

Di sisi lain, teh mengandung polifenol yang berguna untuk antiradang dan antioksidan yang juga bermanfaat bagi tubuh.

Baca juga: Sosok Ike, Anak Penjual Kopi Lulus Cumlaude Tanpa Skripsi dari UMM

Namun, minuman ini tidak dianjurkan untuk dikonsumsi secara rutin dan berlebihan. Teh juga mengandung kafein, teofilin, dan teobromin yang berfungsi sebagai stimulan. Berbagai hal tersebut terkadang menyebabkan anak menjadi lebih hiperaktif.

"Jika anak terlihat aktif bahkan hingga sulit tidur, disarankan untuk tidak mengkonsumsi teh," jelas Hawin.

Secara umum, sebetulnya teh tidak berbahaya bagi anak, tetapi manfaat konsumsi teh secara rutin pada anak belum terbukti.

Masyarakat tetap dapat memberikan teh sebagai minuman bagi anak dengan memperhatikan jumlah dan waktu pemberian. Namun, Hawin menyarankan agar anak bisa mengonsumsi susu karena manfaatnya lebih banyak.

Baca juga: Magda, Anak Buruh yang Lulus Cumlaude dan Langsung Kerja di Bank Indonesia

"Teh itu tidak mengandung protein, lemak, karbohidrat, hanya mengandung sedikit mineral," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com