Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Tapak Tilas Riwayat Kombinatorika

Kompas.com - 10/09/2022, 07:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Demikian pula pemikiran Lingsis dikembangkan oleb Bhaskara para tahun 1100 Masehi sebagai generalisasi fungsi piligan yang sebenarnya sudah dikedepankan sebelumnya oleh Brahmagupta.

Di dalam buku I Ching tampil sebuah heksagram sebagai pernutasi dengan repetisi terhadap enam baris di mana setiap baris bisa bersifat solid atau bersifat tidak solid (dashed) yang serupa tapi tak sama dengan sistem binarial komputer.

Menurut perhitungan I Ching jumlah kemungkinan heksagram seperti ini adalah 2 pangkat 6, yaitu 64.

Pada sekitar abad 1 Masehi para matematikawan China berhasil memecahkan problem Lu Hsu selaras jurus enumerativ kombinatorika.

Magic Square digemari para matematikawan China terutama dengan pengembangan 3X3 square pada kurun waktu di antara abad IX sampai dengan XIII Masehi.

Para matematikawan Arab terinsiprasi matematika India tentang binomial koefisien serta menemukan hubungan ke ekspansi polinomial.

Sementara Ab? Bakr ibn Mu?ammad ibn al ?usayn Al-Karaji (c.953-1029) menulis teori binomial dan segitiga Pascal serta memperkenalkan argumentasi induksi matematikal sebagai landasan kombinatorika.

Insan pertama yang menggunakan istilah kombinatorika adalah pemikir dan matematikawan Jerman, Gottfried Wilhelm Leibniz di dalam naskah “Dissertatio de Arte Combinatoria “ yang dipublikasikan pada tahun 1666.

Segenap fakta terkait riwayat kombinatorika membuktikan bahwa masyarakat Yunani, Jerman, India, China dan Arab memiliki matematika bangsa mereka masing-masing yang membuat saya makin yakin bahwa masyarakat Indonesia yang dahulu disebut Nusantara juga pasti memiliki matematika Indonesia.

Tanpa matematika mustahil bangsa Indonesia mampu membangun candi Borobudur, Prambanan, irigasi sawah, perahu phinisi, Gunung Padang, pura Tanah Lot, layang-layang Khagati, arsitektur Pagar Ruyung, pantun, tari Bedaya dan mahakarya kebudayaan Nusantara lain-lainnya.

Insya Allah, dengan gelora semangat kebanggaan nasional, bangsa Indonesia akan menggali, meneliti dan mengembangkan matematika termasuk kombinatorika Indonesia sebagai warisan kebudayaan Indonesia berdiri sama tinggi duduk sama rendah dengan warisan kebudayaan bangsa-bangsa mana pun di marcapada ini. MERDEKA!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mei Diklaim Bulan Terlama dan Bulan Saat Uang Habis-habisan, Apa Penyebabnya?

Mei Diklaim Bulan Terlama dan Bulan Saat Uang Habis-habisan, Apa Penyebabnya?

Tren
Pendaftaran Akun PPDB DKI Jakarta 2024 Dibuka, Klik Sidanira.jakarta.go.id

Pendaftaran Akun PPDB DKI Jakarta 2024 Dibuka, Klik Sidanira.jakarta.go.id

Tren
13 Manfaat Daun Kelor, Ampuh Kontrol Gula Darah dan Atasi Kolesterol

13 Manfaat Daun Kelor, Ampuh Kontrol Gula Darah dan Atasi Kolesterol

Tren
Pekerja yang Terkena PHK Masih Menerima Manfaat JKN Selama 6 Bulan, Ini Syaratnya

Pekerja yang Terkena PHK Masih Menerima Manfaat JKN Selama 6 Bulan, Ini Syaratnya

Tren
Embun Upas Akan Muncul Kembali di Dieng, Kapan Terjadi?

Embun Upas Akan Muncul Kembali di Dieng, Kapan Terjadi?

Tren
Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC)? Berikut Tugas dan Wewenangnya

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC)? Berikut Tugas dan Wewenangnya

Tren
ICC Ajukan Surat Penangkapan Pimpinan Israel dan Hamas, Peluang Netanyahu Ditahan?

ICC Ajukan Surat Penangkapan Pimpinan Israel dan Hamas, Peluang Netanyahu Ditahan?

Tren
Ali Bagheri, Diplomat Ulung dan Pengkritik Keras Barat yang Kini Menjabat sebagai Menlu Iran

Ali Bagheri, Diplomat Ulung dan Pengkritik Keras Barat yang Kini Menjabat sebagai Menlu Iran

Tren
Cerita di Balik Jasa 'Santo Suruh' yang Mau Disuruh Apa Saja, dari Jemput Anak Main juga Kubur Ari-ari

Cerita di Balik Jasa "Santo Suruh" yang Mau Disuruh Apa Saja, dari Jemput Anak Main juga Kubur Ari-ari

Tren
Suhu Udara Capai 50 Derajat Celsius, Ini Imbauan bagi Jemaah Haji yang Tiba di Makkah

Suhu Udara Capai 50 Derajat Celsius, Ini Imbauan bagi Jemaah Haji yang Tiba di Makkah

Tren
Kemendikbud Rekomendasikan 177 Karya Sastra di Sekolah, Ada 'Bumi Manusia'

Kemendikbud Rekomendasikan 177 Karya Sastra di Sekolah, Ada "Bumi Manusia"

Tren
Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Tren
UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

Tren
Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Tren
Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com