MAKKAH, KOMPAS.com - Kepala Daerah Kerja Makkah Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Khalilurrahman menyampaikan sejumlah imbauan bagi jemaah yang baru tiba di Makkah, menyusul tingginya suhu udara di Tanah Suci.
Khalilurrahman mengatakan, saat jemaah haji tiba di Tanah Suci, suhu udara sepanjang Mei, Juni, Juli, Agustus atau pada musim kemarau 2024 diperkirakan mencapai 50 derajat Celsius.
Mengingat suhu udara cukup panas, ia mengimbau agar jemaah haji yang baru tiba di Makkah, terutama yang kondisi fisiknya tidak memungkinkan, untuk meminimalkan sengatan matahari langsung.
"Jemaah haji sebaiknya lebih banyak beribadah di hotel. Terutama, jemaah lansia yang memiliki risiko tinggi agar tidak memaksakan diri untuk shalat di Masjidil Haram, kecuali mereka yang sehat dan kuat," ujar Khalilurrahman, seperti dilaporkan jurnalis KOMPAS.com anggota Media Center Haji (MCH) 2024 Khairina.
Lebih lanjut ia menyarankan, jemaah haji yang akan beribadah ke Masjidil Haram, dianjurkan untuk membawa payung dan membawa air minum yang cukup.
"Jangan sampai dehidrasi ketika di Masjidil Haram karena lupa membawa payung dan lupa membawa air," pesan dia.
Baca juga: 6 Hal Ini Dilarang Dilakukan Jemaah Haji di Tanah Suci, Apa Saja?
Saat shalat di Masjidil Haram, kata Khalilurrahman, sandal dan sepatu yang dibawa sebaiknya tidak ditiitpkan di loker penitipan di area Masjidil Haram, karena pintu masuk dan keluar akses jemaah bisa berbeda.
Ia menyarankan agar jemaah memasukkan sandal di dalam kantong plastik, lalu masukkan ke dalam tas dan dibawa.
Khalilurrahman mengatakan, jemaah haji yang terpisah dari rombongannya atau lupa jalan kembali ke hotel sebaiknya tidak panik. Jemaah haji dapat bertanya pada petugas haji.
"Pastikan jemaah haji ketika tiba di Kota Makkah mendapatkan kartu hotel dari hotel. Kalau jemaah terpisah dari rombongan dan tersesat, tunjukkan kartu hotel kepada petugas sehingga petugas mudah mengantarkan jemaah sampai ke sektor, hotel, atau kamarnya," ucap dia.
Selain itu, jemaah haji juga disarankan untuk tidak lupa selalu menggunakan gelang haji, karena gelang tersebut mengandung informasi penting soal nama jemaah, kloter, dan nama paspor.
Identitas dan informasi di gelang haji tersebu dapat memudahkan petugas untuk membantu melayani jemaah ketika jemaah tiba-tiba sakit, pingsan, terpisah rombongan, atau tersesat.
Baca juga: Asal-usul Gelar Haji di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak
Khalilurrahman juga mengingatkan jemaah haji agar selalu waspada saat beribadah di Tanah Suci, termasuk di Masjidil Haram.
"Jangan membawa perhiasan. Khawatir ada tindakan kriminal atau pencopetan yang terjadi di area Masjidil Haram," kata dia.
Ketua Daker Makkah ini juga menganjurkan agar jemaah tidak berangkat sendirian saat beribadah di Masjidil Haram.
Jemaah haji sebaiknya berkelompok, beregu dan menanamkan prinsip satu regu, satu kelompok, satu rombongan.
"Ketika berteduh 10 orang, maka pulang pun harus 10 orang. Ketika berkelompok 5 orang, pulang pun 5 orang. Jangan sendiri-sendiri. Pastikan jemaah berangkat bareng, pulang pun bareng," ujarnya lagi.
Khalilurrahman juga mengingatkan jemaah untuk tidak memasak di hotel, untuk mencegah kebakaran.
"Kalau seandainya memasak, alat masaknya pilih yang otomatis. Dan pastikan ketika ditinggal shalat ke Masjidil Haram, semua alat elektronik dipastikan mati dulu. Seperti tahun-tahun lalu, karena lalai ditinggal shalat, magicom-nya meledak kebakaran," kata dia.
Baca juga: Musim Haji 2024, Begini Prakiraan Cuaca di Arab Saudi dan Cara Mengeceknya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.