Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Bahaya Kurang Tidur: Gangguan Pencernaan hingga Menurunkan Kekebalan

Kompas.com - 14/09/2021, 07:05 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Bahaya kurang tidur

Tubuh memerlukan waktu tidur untuk istirahat dan recovery kerja-kerja organ tubuh. 

Karena itu akan ada efek dan dampak yang terjadi apabila seseorang mengalami kurang tidur. 

Berikut ini efek kurang tidur yang harus diwaspadai, dikutip dari Kompas.com:

1. Memengaruhi sistem syaraf pusat

Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang.

Sistem saraf pusat ini berfungsi sebagai pusat pengendali utama pada tubuh. Dalam hal ini, tidur diperlukan agar sistem saraf pusat tetap berfungsi dengan baik.

Sementara insomnia kronis bisa mengganggu cara tubuh dalam mengirim dan memproses informasi.

Selama tidur, jalur saraf akan terbentuk di antara sel saraf (neuron) di otak yang membantu Anda mengingat informasi baru yang telah Anda pelajari.

Kurang tidur akan membuat otak Anda kelelahan, sehingga tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

Baca juga: Cerita Perempuan di Afghanistan yang Beranikan Diri Kembali Bekerja

 

2. Menurunkan sistem kekebalan

Saat tubuh tertidur, sistem kekebalan akan menghasilkan zat pelindung yang melawan infeksi seperti antibodi dan sitokin.

Sistem imunitas menggunakan zat ini untuk memerangi penjajah asing seperti bakteri dan virus.

Sitokin tertentu juga bisa membantu Anda untuk tidur, sehingga sistem kekebalan Anda lebih efisien untuk mempertahankan tubuh Anda dari penyakit.

Dengan demikian, kurang tidur dapat mencegah sistem kekebalan Anda membangun kekuatannya.  

3. Memengaruhi sistem pernapasan

Gangguan pernapasan malam hari yang disebut obstructive sleep apnea (OSA) dapat mengganggu tidur Anda dan menurunkan kualitas tidur.

Saat Anda bangun sepanjang malam, hal ini dapat menyebabkan kurang tidur, yang membuat Anda lebih rentan terhadap infeksi pernapasan seperti flu biasa dan flu.

Kurang tidur juga dapat memperburuk penyakit pernapasan yang sudah ada, seperti penyakit paru-paru kronis.

4. Mengganggu sistem pencernaan

Selain makan terlalu banyak dan tidak berolahraga, kurang tidur merupakan faktor risiko lain untuk menjadi kelebihan berat badan dan obesitas.

Tanpa tidur yang cukup, otak Anda mengurangi leptin dan meningkatkan ghrelin, yang merupakan perangsang nafsu makan.

Perjalanan hormon ini bisa menjelaskan mengapa seseorang mungkin makan berlebihan di malam hari.

Kurang tidur juga menyebabkan tubuh Anda melepaskan lebih sedikit insulin setelah Anda makan. Padahal insulin ini diperlukan untuk membantu menurunkan kadar gula darah (glukosa) Anda.

Gangguan tersebut dapat menyebabkan diabetes melitus dan obesitas. 

Baca juga: Update Peserta Peraih Skor Tertinggi SKD CPNS 2021, dari Instansi Mana?

5. Memengaruhi sistem kardiovaskular

Tidur terbukti dapat memengaruhi proses yang menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah Anda, termasuk yang memengaruhi gula darah, tekanan darah, dan tingkat peradangan.

Tidur juga memainkan peran penting dalam kemampuan tubuh untuk menyembuhkan dan memperbaiki pembuluh darah dan jantung.

Sementara orang yang kurang tidur dilaporkan lebih mungkin terkena penyakit kardiovaskular.

Sebuah analisis mengaitkan insomnia dengan peningkatan risiko serangan jantung dan stroke. 

Setelah tahu bahaya dari kurang tidur, sebaiknya Anda mulai mengatur pola istirahat dengan tidur cukup. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Tren
AS Hapuskan 'Student Loan' 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

AS Hapuskan "Student Loan" 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

Tren
Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Tren
Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com