Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan China Gunakan Teknologi Nuklir untuk Membasmi Nyamuk

Kompas.com - 12/09/2021, 14:30 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Peneliti China telah mempelajari dan mengembangkan teknologi biologi modern untuk memberantas penyakit mematikan yang dibawa nyamuk menggunakan teknologi nuklir.

Proyek pemberantasan ini bertujuan memusnahkan nyamuk tertentu di berbagai daerah dan mencegah penularannya.

Melansir Nature World News, 23 Agustus 2021, studi dilakukan oleh para peneliti dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Nuklir dari Otoritas Energi Atom China (CAEA).

CAEA didirikan dalam kemitraan dengan Universitas Sun Yat-sen pada tahun 2020. Inovasinya dipuji oleh Badan Energi Atom Internasional.

Baca juga: Pemilik Kedai di China Campurkan Narkoba ke Makanan agar Pelanggannya Ketagihan

Cara kerjanya

Proses pembasmian nyamuk ini dimulai dengan memmbuat nyamuk jantan dicegah untuk menghasilkan keturunan yaitu menghilangkan kapasitas reproduksinya.

Proses tersebut dilakukan menggunakan radiasi dari teknologi nuklir.

Dengan cara itu, peristiwa repopulasi mereka tidak akan mungkin terjadi bahkan ketika mereka kawin dengan nyamuk betina liar.

 

"Teknik sterilisasi nyamuk terbukti memiliki efektivitas yang kuat dan tahan lama, tanpa polusi kimia yang membahayakan hewan lain atau resistensi obat pada nyamuk," kata Direktur Pusat CAEA, Wu Zhongdao.

Wu percaya teknik ini dapat mengurangi penyakit yang dibawa nyamuk dan penularannya ke manusia, yang dianggap sebagai masalah global.

700.000 kematian karena nyamuk

Melansir Global Times, 23 Agustus 2021, menurut Wu ini adalah satu-satunya teknologi biologi modern yang berpotensi untuk membasmi nyamuk tertentu di suatu wilayah dan mengendalikan penularan penyakit.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan 700.000 kematian setiap tahun terkait dengan penyakit yang dibawa oleh nyamuk.

Baca juga: 10 Obat Malaria Alami

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com