Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Vaksin Pfizer yang Akan Digunakan di Indonesia, Efikasi hingga 100 persen

Kompas.com - 18/07/2021, 12:19 WIB
Maulana Ramadhan

Penulis

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama PT Pfizer Indonesia dan BionTech SE telah menyepakati kerja sama untuk menyediakan 50 juta dosis vaksin Covid-19 (BNT 162b2).

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa nantinya vaksin ini akan digunakan dalam program vaksinasi pemerintah.

"Pfizer nantinya digunakan dalam program vaksinasi pemerintah," ujar Nadia saat dihubungi Kompas.com, Kamis (15/7/2021).

Menurutnya, sasaran penerima vaksin Pfizer yakni semua lapisan masyarakat. "Sasarannya untuk semua usia," lanjut dia.

Baca juga: Indonesia Bakal Terima 50 Juta Dosis Vaksin Pfizer, Ditujukan untuk Siapa?

Perjanjian penyediaan vaksin tersebut merupakan bagian dari komitmen global Pfizer/BioNTech guna membantu mengatasi pandemi Covid-19.

Setelah mendapatkan emergency use authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) vaksin juga akan melalui proses quality control dari BioFarma dan BPOM sebelum digunakan.

Sejauh ini selain vaksin Pfizer, BPOM telah menerbitkan izin penggunaan darurat kepada lima jenis vaksin Covid-19 di Indonesia.

Kelimanya yakni Coronavac dari Sinovac, vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh Bio Farma, AstraZeneca yang diperoleh dari Covax facility, Sinopharm dari Beijing, dan Moderna dari Amerika.

Dikutip dari Kompas.com (30/6/2021),Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, vaksin Covid-19 Pfizer akan masuk ke Indonesia pada Agustus 2021.

"Bulan Agustus nanti akan masuk dari pfizer, sehingga jumlah vaksin yang masuk di semester kedua tahun ini akan menjadi semakin banyak," ujar Menkes Budi.

Baca juga: Vaksin Pfizer dan Moderna Segera Dipakai di Indonesia, Apa Bedanya dengan Vaksin Covid-19 Lainnya?

Profil vaksin Pfizer

Melansir KompasTren, vaksin yang diproduksi oleh Pfizer dan BioNTech dibuat dengan menggunakan platform messenger RNA (mRNA).

Platform ini adalah pengembangan metode baru. Metode ini berbeda dengan vaksin umumnya seperti vaksin Sinovac yang dikembangkan dari virus yang dilemahkan yang disebut inactivated viruses.

Dikutip dari Kompas.com, Jumat (16/7/2021) vaksin Pfizer akan bekerja dengan mengajari sel tubuh cara membuat protein yang bisa memicu respons imun di dalam tubuh.

Respons imun inilah yang akan menghasilkan antibodi yang akan melindungi dari infeksi saat virus corona memasuki tubuh.

Selain itu meskipun vaksin Pfizer dikembangkan melalui teknologi genetik, vaksin berbasis mRNA tak akan memengaruhi atau berinteraksi dengan DNA manusia dengan cara apa pun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Tren
Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Tren
Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Tren
Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang 'Jaka Sembung'

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang "Jaka Sembung"

Tren
Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Tren
Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Tren
Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Tren
Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tren
5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

Tren
Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

Tren
Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Tren
Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Tren
Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com