Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Perbedaan Vaksin Sinopharm dan Sinovac

Kompas.com - 18/07/2021, 10:32 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Sinopharm dan Sinovac adalah dua vaksin yang telah digunakan di Indonesia. Keduanya dibuat oleh perusahaan farmasi asal China dan telah mendapatkan izin penggunaan untuk vaksinasi Covid-19.

BIBP adalah vaksin yang dibuat oleh Sinopharm China National Pharmaceutical, sedangkan GroupSinovac-CoronaVac adalah vaksin yang dikembangkan oleh Sinovac China National Pharmaceutical Group.

Baik Sinopharm maupun Sinovac, keduanya sama-sama menggunakan virus yang telah dimatikan menggunakan proses kimiawi. Virus yang telah dimatikan ini tidak akan membuat orang yang divaksinasi terinfeksi Covid-19.

Meski telah dimatikan, materi genetik virus masih akan terdeteksi oleh sistem imun, sehingga antibodi akan membentuk pertahanan SARS-CoV-2.

Akan tetapi, untuk membangun sistem imun jangka panjang, individu yang divaksinasi harus menerima beberapa dosis.

Baca juga: Simak Perbedaan Vaksin Sinovac dan Sinopharm

Di antara kesamaan tersebut, terdapat beberapa perbedaan antara vaksin Sinopharm dan Sinovac.

Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Selasa (13/7/2021), berikut ini beberapa perbedaan vaksin Sinopharm dan Sinovac.

1. Usia penerima vaksin

Perbedaan pertama antara vaksin Sinopharm dan Sinovac adalah usia penerima vaksin. Sinopharm baru boleh diterima oleh orang berusia di atas 18 tahun, sedangkan Sinovac sudah boleh diberikan kepada orang berusia di atas 12 tahun.

Keduanya tetap direkomendasikan untuk orang yang memiliki komorbid untuk mencegah gejala berat dan kritis bila terinfeksi Covid-19. Begitu juga untuk kelompok rentan, seperti pasien HIV, immunocompromised, dan ibu menyusui.

Akan tetapi, vaksin Sinopharm belum dibolehkan untuk ibu hamil, sedangkan vaksin Sinovac sudah disetujui karena aman untuk ibu hamil.

Baca juga: Indonesia Bakal Terima 50 Juta Dosis Vaksin Pfizer, Ditujukan untuk Siapa?

2. Efikasi vaksin

Berdasarkan hasil uji klinis, dua dosis vaksin Sinopharm memiliki efikasi sebesar 79 persen dalam melawan simptomatik Covid-19. Antibodi akan terbentuk pada 14 hari setelah menerima dosis kedua vaksin.

Sementara vaksin Sinovac memiliki efikasi berbeda pada setiap negara. Misalnya saja di Brazil, efikasi vaksin Sinovac sebesar 51 persen pada 14 hari setelah menerima dosis kedua. Sedangkan di Indonesia, efikasi vaksin Sinovac sebesar 65,3 persen.

3. Dosis vaksin

Kedua jenis vaksin asal China tersebut memang sama-sama diberikan dalam dua dosis.

Vaksin Sinopharm akan diberikan sebanyak 0,5 mililiter setiap dosis, dan jarak antar dosisnya sekitar 3-4 minggu. Sedangkan vaksin Sinovac, jarak antara dosis pertama dan dosis kedua adalah 2-4 minggu dengan takaran 0,5 mililiter per dosis yang diinjeksikan intramuskular.

Sumber: KOMPAS.com (Nadia Faradiba)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Lolos ke Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Hentikan Rekor Korsel Lolos ke Olimpiade

Lolos ke Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Hentikan Rekor Korsel Lolos ke Olimpiade

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com