KOMPAS.com - Kafein merupakan stimulan yang paling banyak dikonsumsi di dunia.
Kafein bekerja dengan cara menstimulasi otak dan sistem saraf pusat, yang kemudian dapat membantu seseorang untuk tetap terjaga, waspada, dan mencegah kelelahan.
Biasanya, orang-orang mengonsumsi kafein yang berasal dari teh, kopi, ataupun minuman berenergi.
Meski demikian, kafein tidak boleh dikonsumsi secara berlebih lantaran dapat menyebabkan efek samping yang berbahaya bagi kesehatan.
Dilansir dari Mayo Clinic, orang dewasa harus membatas jumlah asupan harian kafein mereka sebanyak 400 miligram (mg) sehari.
Jumlah tersebut setara dengan empat cangkir kopi atau teh dan 10 kaleng minuman bersoda. Selain itu, ada beberapa kelompok yang tidak dianjurkan mengonsumsi kafein.
Lantas, siapa saja kelompok yang tidak dianjurkan untuk mengonsumsi kafein?
Baca juga: Jarang Diketahui, Ini 7 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Kafein
Dikutip dari sejumlah sumber, berikut sejumlah kelompok yang tidak dianjurkan mengonsumsi kafein:
Meskipun penggunaan kafein mungkin aman untuk orang dewasa, namun kafein adalah ide yang buruk untuk anak-anak.
Sebab kafein pada anak-anak dapat menyebabkan efek samping yang serius, seperti peningkatan detak jantung, rasa cemas, sulit untuk berkonsentrasi, hingga gangguan pencernaan.
Beberapa orang mungkin akan lebih sensitif terhadap kafein dibanding dengan yang lainnya.
Biasanya, mereka yang sensitif akan kafein, akan menunjukkan gelaja dan efek samping, bahkan bila dikonsumsi dalam jumlah yang kecil sekaligus.
Efek samping yang mungkin ditimbulkan bisa seperti kegelisahan dan masalah tidur.
Oleh karena itu, orang-orang yang memiliki gejala tersebut tidak dianjurkan untuk mengonsumsi kafein.
Baca juga: 6 Manfaat Minum Kopi Tanpa Kafein untuk Penderita Diabetes, Apa Saja?