Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uji Coba Vaksin HIV Dimulai, Gunakan Teknologi Vaksin Covid-19

Kompas.com - 12/06/2021, 15:30 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dua tim ilmuwan melakukan uji coba vaksin HIV berdasarkan teknologi yang digunakan untuk mengembangkan vaksin Covid-19.

Ilmuwan tersebut berasal dari Institut Jenner Universitas Oxford, yang terlibat dalam vaksin AstraZeneca, dan raksasa farmasi AS Moderna dalam kemitraan dengan Scripps Research.

Dilansir dari Arabnews, (18/4/2021), vaksin HIV tim Oxford menggunakan adenovirus yang dimodifikasi yang diambil sampelnya dari simpanse.

Sedangkan tim Moderna menggunakan metode yang didasarkan pada messenger ribonucleic acid (mRNA).

Baca juga: Profil Kepulauan Sangihe, Daerah yang Akan Dijadikan Tambang Emas

Memicu kekebalan

Kedua metode tersebut telah berhasil digunakan untuk memicu sistem kekebalan tubuh manusia terhadap Covid-19 dalam satu tahun terakhir.

Harapannya metode ini dapat diterapkan pada HIV, virus yang menyebabkan AIDS.

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh, di mana kondisi ini mengakibatkan tubuh menjadi kurang optimal dalam memerangi infeksi.

Jika sel kekebalan tubuh diserang oleh virus ini, maka tubuh menjadi lebih rentan terhadap penyakit.

Apalagi penyakit ini telah membunuh hampir 690.000 orang setiap tahunnya.

Percobaan pertama

Tim Oxford akan memulai uji coba fase pertama pada April 2021 pada 101 sukarelawan HIV-negatif berusia 18-50 tahun yang berasal dari Inggris, Kenya, Uganda, dan Zambia.

Sementara, tim Moderna akan meluncurkan dua uji coba mRNA pada akhir tahun 2021.

Baca juga: Kebakaran Kilang Pertamina Cilacap: Kronologi, Dampak, dan Penanganan

Adapun lokasi uji coba berada di Afrika. Tempat ini dipilih karena orang-orang dengan HIV di Afrika tidak cukup dana untuk mengobati penyakit tersebut.

Selain itu, pengobatan yang dijalani oleh orang yang terinfeksi HIV tidaklah murah, biasanya sekitar 500.000 dollar AS atau sekitar Rp 7,1 miliar di negara maju.

Selain dana, diperkirakan hingga setengah dari populasi yang terinfeksi HIV di Afrika bahkan tidak menyadari kondisi mereka.

Terlepas dari keberhasilan dalam mengembangkan berbagai vaksin Covid-19, peneliti menilai HIV tetap jauh lebih sulit untuk diobati daripada virus corona. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com