KOMPAS.com - Kementerian Agama (Kemenag) mengajak umat Islam di Indonesia untuk meluruskan arah kiblat pada Senin (27/5/2024).
Hal itu karena pada hari Senin posisi Matahari akan berada tepat di atas Kabah bertepatan dengan Rashdul Qiblah atau Istiwa’ A‘zham.
Ahli astronomi dan astrofisika Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin, mengatakan posisi Matahari yang berada tepat di atas Kabah disebabkan oleh kemiringan sumbu rotasi Bumi.
“Matahari tampak bergerak ke utara dan selatan setiap tahun. Pada April-September, Matahari berada di belahan utara Bumi,” ujar Thomas kepada Kompas.com, Kamis (23/5/2024).
Baca juga: Bukan Mei 2024, Ini Badai Matahari Terkuat yang Pernah Tercatat dalam Sejarah
Baca juga: BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk
Terkait dengan posisi Matahari yang akan berada tepat di atas Kabah, Kemenag menggelar Hari Sejuta Kiblat.
Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Adib, menerangkan, Hari Sejuta Umat digelar untuk memberi pemahaman kepada masyarakat untuk dapat mengukur arah kiblat tanpa memerlukan keahlian atau peralatan khusus.
“Di saat istiwa’ a‘zham, siapa saja, tanpa perlu memiliki keahlian atau perangkat teknologi khusus, bisa ‘meluruskan’ arah kiblatnya sendiri,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Kamis.
Adib menjelaskan bahwa pada waktu yang telah diperhitungkan melalui metode ilmu falak, bayangan semua benda yang berdiri tegak lurus akan sejajar dengan arah kiblat saat Matahari berada tepat di atas Kabah.
Cara untuk meluruskan atau memastikan arah kiblat benar-benar menghadap ke Kabah dapat dilihat di bawah ini:
Baca juga: Badai Matahari Besar Picu Kemunculan Aurora di Inggris sampai AS, Apa Dampaknya?