Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Asriadi Masnar, S.Gz, M.Sc.
PNS-Dosen

Dosen dan Peneliti

"Chicha": Minuman Fermentasi dari Campuran Air Liur Manusia

Kompas.com - 23/05/2024, 15:18 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DI KEDALAMAN hutan Amazon Ekuador yang lebat, terdapat suku yang masih memegang teguh tradisi kuno yang memesona.

Suku Kichwa, khususnya para wanitanya, adalah penjaga warisan budaya yang telah diturunkan dari generasi ke generasi.

Salah satu tradisi yang paling menarik perhatian adalah pembuatan chicha, minuman fermentasi yang terbuat dari yuca.

Chicha adalah minuman yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Kichwa. Minuman ini tidak hanya sekadar penghilang dahaga, tetapi juga memiliki peran penting dalam acara-acara adat dan perayaan.

Namun, yang membuat chicha begitu istimewa adalah cara pembuatannya yang unik dan mengagumkan.

Proses pembuatan chicha dimulai dengan memilih yuca berkualitas tinggi. Yuca adalah tanaman umbi-umbian yang merupakan bahan makanan pokok bagi masyarakat Amazon.

Setelah dikupas dan direbus hingga empuk, yuca kemudian dikunyah oleh para wanita Kichwa. Ya, Anda tidak salah baca! Mereka mengunyah yuca yang telah dimasak hingga menjadi bubur.

Tujuan dari mengunyah yuca adalah untuk memulai proses fermentasi. Air liur manusia mengandung enzim amilase yang dapat memecah pati dalam yuca menjadi gula sederhana.

Gula ini kemudian menjadi makanan bagi ragi alami yang terdapat dalam air liur, memulai proses fermentasi yang mengubah gula menjadi alkohol.

Setelah dikunyah, bubur yuca kemudian diludahkan ke dalam wadah besar. Proses ini diulangi hingga seluruh yuca telah dikunyah dan dicampur rata.

Campuran ini kemudian dibiarkan terfermentasi selama beberapa hari, tergantung pada kekuatan chicha yang diinginkan.

Meskipun mungkin terdengar aneh bagi sebagian orang, tradisi pembuatan chicha dengan cara ini telah berlangsung selama berabad-abad.

Bagi masyarakat Kichwa, ini adalah cara untuk menjaga hubungan yang erat antara manusia dan alam. Mereka percaya bahwa air liur mengandung esensi kehidupan yang memberikan kekuatan dan energi pada minuman tersebut.

Saat ini, tradisi pembuatan chicha dengan cara mengunyah yuca masih terus dilestarikan oleh para wanita Kichwa. Mereka dengan bangga mewariskan pengetahuan dan keterampilan ini kepada generasi berikutnya, memastikan bahwa warisan budaya mereka akan terus hidup.

Chicha bukan sekadar minuman biasa, namun jendela menuju jiwa dan budaya masyarakat Kichwa.

Dengan mencicipinya, seseorang tidak hanya memuaskan dahaga, tetapi juga menunjukkan penghargaan terhadap tradisi yang telah bertahan selama berabad-abad.

Pelestarian minuman ini adalah bagian dari kisah yang lebih besar, menyambung benang warisan yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Produk tradisional ini mengingatkan kita akan kekayaan budaya dan kearifan lokal yang ada di seluruh penjuru dunia. Melalui tradisi ini, kita dapat belajar untuk menghargai dan menjaga warisan leluhur kita, sambil tetap terbuka terhadap keberagaman cara hidup di dunia ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com