Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Aturan Penerbangan yang Berubah sejak Pandemi Virus Corona

Kompas.com - 02/08/2020, 13:00 WIB
Mela Arnani,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi virus corona yang saat ini melanda ratusan negara turut berdampak pada dunia penerbangan.

Kondisi ini telah membentuk kembali tata cara orang bepergian, mulai dari tes swab hingga pemberlakuan jarak dari setiap tempat duduk.

Maskapai penerbangan di seluruh dunia, diharapkan dapat menghadapi jalan panjang menuju pemulihan dari pandemi.

Penutupan perbatasan dan pembatasan pada perjalanan udara karena Covid-19, ditambah dengan kekhawatiran mengenai perjalanan dalam ruang yang penuh sesak dan terbatas.

Pandemi virus corona belum akan membuat dunia penerbangan kembali melonjak, setidaknya dalam waktu dekat.

Namun para ahli percaya, kepercayaan publik dapat pulih dengan membuat pengalaman perjalanan seaman mungkin. Hal ini mengartikan bahwa para pelancong harus terbiasa dengan pemeriksaan kesehatan yang ketat. 

Baca juga: Apakah Virus Corona Akan Membuat Harga Penerbangan Menjadi Mahal?

Melansir CNA, berikut lima aturan penerbangan yang mulai dibiasakan selama pandemi virus corona:

1. Mengkosongkan kursi tengah

Beberapa maskapai, termasuk Garuda Indonesia membuat kursi tengah kosong.

Chief executve Garuda Irfan Setiaputra mengatakan, akan menjaga load factor di pesawatnya berkurang secara signifikan, bahkan jika Indonesia mencabut batas peraturan saat ini pada kapasitas penerbangan.

Misalnya, pada pesawat Boeing 737 Garuda dengan konfigurasi tempat duduk tiga-plus-tiga di kelas ekonomi, kursi tengah akan dikosongkan sehingga akan ada jarak penumpang di baris yang sama.

Di Amerika Serikat, Delta Air Lines, Southwes Airlines dan JetBlue Airways juga memblokir kursi karena pertimbangan jarak sosial..

Penelitian baru-baru ini dari Massachusetts Institute of Technology memperkirakan bahwa memblokir kursi tengah di pesawat bisa mengurangi risiko terinfeksi oleh virus corona, dengan asumsi bahwa semua penumpang memakai masker.

Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) telah mengatakan langkah-langkah jarak sosial pada pesawat akan menggeser ekonomi penerbangan dengan memangkas faktor muatan maksimum menjadi 62 persen, jauh di bawah 'titik impas' industri rata-rata di 77 persen.

"Dibandingkan dengan 2019, harga tiket pesawat harus naik secara dramatis, antara 43 dan 54 persen, tergantung wilayahnya - hanya untuk mencapai titik impas," kata IATA di situs webnya.

Baca juga: Terhantam Virus Corona, Maskapai Penerbangan Kurangi 5.000 Karyawannya

2. Meminimalkan interaksi

Tidak hanya lebih sedikit penumpang, tapi juga lebih sedikit interaksi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com