Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Kecelakaan akibat Turbulensi Pesawat Kian Meningkat karena Perubahan Iklim, Kok Bisa?

Kompas.com - 22/05/2024, 20:15 WIB
Alinda Hardiantoro,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Studi terbaru menunjukkan, climate change atau perubahan iklim dapat meningkatkan risiko kecelakaan pesawat akibat turbulensi.

Perubahan iklim adalah berubahnya pola cuaca dalam jangka panjang sehingga mengubah iklim lokal, regional, dan global.

 

Laporan penelitian ilmuwan di University of Reading, Inggris yang diterbitkan jurnal Climate Dynamics edisi Maret 2023 menunjukkan, perubahan iklim menyebabkan suhu di atmosfer meningkat.

Kondisi tersebut bisa memengaruhi kehidupan di Bumi, termasuk jadi faktor penyebab turbulensi pada pesawat.

Baca juga: Aplikasi Prakiraan Cuaca Deteksi Badai Petir saat Pesawat Singapore Airlines Turbulensi Parah

Penulis pertama laporan tersebut, Isabel H. Smith dari Department of Meteorology mengatakan, 71 persen kecelakaan di pesawat disebabkan karena turbulensi atmosfer.

Kondisi tersebut diproyeksikan bakal terus memburuk seiring berjalannya waktu, karena efek perubahan iklim kian kentara.

Untuk diketahui, turbulensi adalah perubahan kecepatan aliran udara yang menimbulkan guncangan pada pesawat.

Ada banyak penjelasan mengapa turbulensi kerap terjadi. Namun, sejumlah pengamat turut mencermati kemungkinan dampak perubahan iklim bisa meningkatkan kasus turbulensi di seluruh dunia.

Baca juga: Apa Itu Turbulensi? Ini Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya pada Pesawat

Kasus turbulensi terus meningkat

Diberitakan Ahmad Arif via Kompas.id, lebih dari sepertiga kecelakaan udara di Amerika Serikat (AS) sepanjang tahun 2009-2018 disebabkan turbulensi.

Turbulensi setidaknya mengakibatkan satu atau lebih cedera serius terhadap penumpang atau awak pesawat. Namun, Badan Keselamatan Transportasi (NTSB) AS mencatat tidak ada laporan kerusakan serius terhadap pesawat.

Dalam rentang waktu 2009-2022, NTSB mencatat sebanyak 163 orang terluka serius akibat turbulensi dalam penerbangan.

Direktur Penerbangan dan Teknis Operasi Asosiasi Transportasi Penerbangan Internasional (IATA) Stuart Fox juga menyampaikan, kematian akibat turbulensi saat udara cerah di pesawat tercatat terakhir dilaporkan pada 1997.

Insiden-insiden lain tercatat menimpa penumpang pesawat–pesawat kecil, termasuk sebuah jet pribadi pada 2023.

Pengamat penerbangan Alvin Lie mengatakan, turbulensi bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari pergerakan angin, naiknya udara panas dari permukaan bumi, dan pertemuan udara panas dan udara dingin, serta perubahan arah angin.

Turbulensi juga bisa terjadi saat udara jernih atau clear-air turbulence (CAT). CAT bakal lebih berbahaya bagi dunia penerbangan ke depan. Fenomena ini biasanya berkembang di lingkungan bebas awan di atmosfer tingkat atas.

Halaman:

Terkini Lainnya

Ada 'Strawberry Moon' di Indonesia, Apa Bedanya dengan Purnama Biasa?

Ada "Strawberry Moon" di Indonesia, Apa Bedanya dengan Purnama Biasa?

Tren
Ringan dan Mudah Dilakukan, Ini 6 Manfaat Jalan Kaki yang Perlu Diketahui

Ringan dan Mudah Dilakukan, Ini 6 Manfaat Jalan Kaki yang Perlu Diketahui

Tren
Adakah Batas Maksimal Rawat Inap Peserta BPJS Kesehatan?

Adakah Batas Maksimal Rawat Inap Peserta BPJS Kesehatan?

Tren
Polri Akan Berlakukan Tilang Berbasis Sistem Poin, SIM Bisa Dicabut

Polri Akan Berlakukan Tilang Berbasis Sistem Poin, SIM Bisa Dicabut

Tren
Bolehkah Memotong Kuku di Hari Tasyrik? MUI Ungkap Hukumnya

Bolehkah Memotong Kuku di Hari Tasyrik? MUI Ungkap Hukumnya

Tren
Manfaat 'Torpedo Kambing' bagi Pria, Benarkah Bisa Meningkatkan Gairah Seksual?

Manfaat "Torpedo Kambing" bagi Pria, Benarkah Bisa Meningkatkan Gairah Seksual?

Tren
Benarkah Penggunaan Obat GERD Berlebihan Bisa Memperparah Kondisi? Ini Penjelasan Guru Besar UGM

Benarkah Penggunaan Obat GERD Berlebihan Bisa Memperparah Kondisi? Ini Penjelasan Guru Besar UGM

Tren
Formasi CPNS Pemerintah Pusat 2024 Sudah Diumumkan, Lulusan SMA Bisa Daftar

Formasi CPNS Pemerintah Pusat 2024 Sudah Diumumkan, Lulusan SMA Bisa Daftar

Tren
Kenapa Sapi Kurban Mengamuk sebelum Disembelih? Ini Penjelasan Pakar

Kenapa Sapi Kurban Mengamuk sebelum Disembelih? Ini Penjelasan Pakar

Tren
Pisang dan Jeruk Disebut Tak Dianjurkan Dimakan Malam-malam, Ini Kata Ahli

Pisang dan Jeruk Disebut Tak Dianjurkan Dimakan Malam-malam, Ini Kata Ahli

Tren
Media Asing Soroti Suku Pedalaman Halmahera Keluar Hutan, Temui Pekerja Tambang

Media Asing Soroti Suku Pedalaman Halmahera Keluar Hutan, Temui Pekerja Tambang

Tren
Beberapa Bahaya Buang Darah dan Kotoran Hewan Kurban ke Selokan Umum

Beberapa Bahaya Buang Darah dan Kotoran Hewan Kurban ke Selokan Umum

Tren
Mulai 20 Juni, Berikut Jadwal Pertandingan Copa America 2024

Mulai 20 Juni, Berikut Jadwal Pertandingan Copa America 2024

Tren
Ramai soal Pajero Pelat Merah B 1803 PQH Dipakai Anak Muda di Yogya, Siapa Pemiliknya?

Ramai soal Pajero Pelat Merah B 1803 PQH Dipakai Anak Muda di Yogya, Siapa Pemiliknya?

Tren
Batal Naik, Calon Mahasiswa Baru Jalur SNBT 2024 Dikenakan UKT Tahun Lalu

Batal Naik, Calon Mahasiswa Baru Jalur SNBT 2024 Dikenakan UKT Tahun Lalu

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com