Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Raksasa Berusia 1,5 Miliar Tahun Ditemukan di Yellowstone, Ungkap Asal-usul Kehidupan di Bumi

Kompas.com - 22/05/2024, 07:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para ilmuwan menemukan virus raksasa yang umurnya diperkirakan mencapai 1,5 miliar tahun di sumber air panas Bumi, Yellowstone, Amerika Serikat (AS).

Mikroba purba tersebut diyakini memegang kunci untuk memahami asal-usul kehidupan yang ada di Bumi.

Dikutip dari Science, istilah “raksasa” mengacu pada genom virus yang sangat besar, dibandingkan virus pada umumnya.

Kendati demikian, virus tersebut tidak menimbulkan risiko apa pun bagi manusia.

Sebaliknya, virus raksasa ini memberikan wawasan berharga tentang periode ketika organisme bersel tunggal mulai muncul di Bumi.

Dengan mempelajari virus purba, para peneliti dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang sejarah evolusi dan faktor lingkungan yang membentuk asal-usul kehidupan di planet ini.

Baca juga: Infeksi Virus B Mematikan Ditemukan di Hong Kong, Mungkinkah Menyerang Indonesia?


Ditemukan di air panas Yellowstone

Mata air panas di Yellowstone disebut seperti fosil hidup. Sebab, di dalamnya berisi sisa-sisa masa ketika Bumi masih dalam kondisi yang lebih keras.

Kondisi ekstrem di lingkungan tersebut, dengan suhu sangat panas, tekanan tinggi, dan unsur beracun, seperti arsenik telah memungkinkan virus purba ini bertahan selama ribuan tahun, dilansir dari Earth.

Awalnya, para peneliti percaya bahwa virus tersebut tidak setua itu. Sebab, mata air panas merupakan fitur geologis yang relatif fana, muncul dan hilang seiring berjalannya waktu.

Teori yang berlaku adalah virus harus berevolusi kembali di setiap sumber air panas baru yang terbentuk. Namun, temuan baru ini telah membalikkan anggapan tersebut.

“Hubungan antara virus dan sumber air panas sudah ada sejak dahulu kala,” jelas peneliti di Universitas Rutgers, Dr Sumit Bhattacharya.

Baca juga: Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni Atlantis yang Hilang di Lepas Pantai Australia

Hal tersebut menunjukkan bahwa virus raksasa itu telah berkembang biak pada sumber air panas Yellowstone setidaknya selama organisme seluler masih ada.

Selain itu, para peneliti mengungkapkan, ada beberapa macam virus yang ditemukan di Yellowstone.

Beberapa di antaranya terdiri dari bakteri, sementara yang lain termasuk dalam archaea, organisme bersel tunggal yang tumbuh subur di lingkungan ekstrem.

Menurut Bhattacharya, keberagaman temuan di Yellowstone tersebut merupakan bukti keterkaitan kehidupan.

Halaman:

Terkini Lainnya

Bukan Lumba-lumba, Ini Hewan Paling Bahagia di Dunia karena Selalu Tersenyum

Bukan Lumba-lumba, Ini Hewan Paling Bahagia di Dunia karena Selalu Tersenyum

Tren
Manfaat Minum Teh Melati untuk Menurunkan Risiko Diabetes Tipe 2

Manfaat Minum Teh Melati untuk Menurunkan Risiko Diabetes Tipe 2

Tren
Prakiraan BMKG: Inilah Wilayah yang Masih Dilanda Hujan Lebat 18-19 Juni 2024

Prakiraan BMKG: Inilah Wilayah yang Masih Dilanda Hujan Lebat 18-19 Juni 2024

Tren
Rekor Sapi Termahal di Dunia Harganya Mencapai Rp 65 Miliar

Rekor Sapi Termahal di Dunia Harganya Mencapai Rp 65 Miliar

Tren
[POPULER TREN] Cara Melihat Rating Penumpang Gojek dan Grab | Cara Simpan Daging di Kulkas agar Tahan Lama

[POPULER TREN] Cara Melihat Rating Penumpang Gojek dan Grab | Cara Simpan Daging di Kulkas agar Tahan Lama

Tren
Kilas Balik TWK KPK yang Disebut Gagalkan Penangkapan Harun Masiku pada 2021

Kilas Balik TWK KPK yang Disebut Gagalkan Penangkapan Harun Masiku pada 2021

Tren
Kesaksian Warga Palestina Rayakan Idul Adha di Tengah Perang, Jadi Hari Paling Menyedihkan

Kesaksian Warga Palestina Rayakan Idul Adha di Tengah Perang, Jadi Hari Paling Menyedihkan

Tren
Bisakah Daging Kurban Dimasak Medium Rare seperti Steak? Ini Kata Chef

Bisakah Daging Kurban Dimasak Medium Rare seperti Steak? Ini Kata Chef

Tren
Cara Melihat Rating Penumpang Gojek dan Grab, Ketahui Risiko Nilai Buruk

Cara Melihat Rating Penumpang Gojek dan Grab, Ketahui Risiko Nilai Buruk

Tren
Sama-sama Bermanfaat bagi Tanaman, Apa Beda Pupuk Kompos dan Urea?

Sama-sama Bermanfaat bagi Tanaman, Apa Beda Pupuk Kompos dan Urea?

Tren
Kominfo Ancam Tutup Twitter, Amankah Membuka Aplikasi yang diblokir?

Kominfo Ancam Tutup Twitter, Amankah Membuka Aplikasi yang diblokir?

Tren
5 Minuman Penurun Tekanan Darah Tinggi, Ini Daftarnya

5 Minuman Penurun Tekanan Darah Tinggi, Ini Daftarnya

Tren
Tanda-tanda Daging Kurban Tak Layak Konsumsi, Apa Saja?

Tanda-tanda Daging Kurban Tak Layak Konsumsi, Apa Saja?

Tren
Berapa Batas Maksimal Konsumsi Daging Kurban per Hari agar Tetap Sehat?

Berapa Batas Maksimal Konsumsi Daging Kurban per Hari agar Tetap Sehat?

Tren
Bagaimana Cara Menurunkan Kolesterol dengan Cepat Saat Idul Adha? Berikut 5 Daftarnya

Bagaimana Cara Menurunkan Kolesterol dengan Cepat Saat Idul Adha? Berikut 5 Daftarnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com