Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Aturan Penerbangan yang Berubah sejak Pandemi Virus Corona

Kompas.com - 02/08/2020, 13:00 WIB
Mela Arnani,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Pada penerbangan Garuda, para kru menjaga jarak aman dari saat penumpang menaiki pesawat, penumpang duduk, hingga saat pesawat mendarat, kata pramugari senior Thamy Karamina.

"Kita perlu memastikan interaksi di pesawat tidak akan menyebarkan virus," tutur Irfan.

Hal tersebut termasuk interaksi antara awak kabin dan penumpang.

"Di kelas bisnis, kami biasa berlutut untuk mempertahankan kontak mata yang baik ketika kami berinteraksi dengan penumpang," ujar Thamy.

Tujuannya, membuat penumpang merasa lebih nyaman.

United Airlines juga mengurangi kontak antara pramugari dan pelanggan, misalnya selama layanan makanan ringan dan minuman.

Para penumpangnya akan diminta untuk turun dalam kelompok yang terdiri dari lima baris sekaligus.

Thamy merasa, para pelancong akan melihat manfaat dari langkah-langkah baru ini.

"Ini adalah bentuk perhatian baru yang kami berikan kepada penumpang kami. Di masa lalu, penumpang akan senang mendapatkan layanan penuh perhatian, tapi sekarang, jarak sosial adalah bagian dari layanan. Itu akan membuat penumpang merasa lebih nyaman," katanya.

Baca juga: Menyoal Proses Refund Tiket Pesawat via Pegipegi di Masa Pandemi Corona

3. Layanan inflight

Pihak maskapai berjanji tetap akan melayani penumpang dengan baik. Tapi, dengan realitas baru, layanan akan terlihat berbeda.

Wakil presiden regional IATA (Asia-Pasifik) Conrad Clifford mengatakan, katering on board bisa sangat sederhana.

"Itu akan dikirimkan kepada Anda mungkin saat naik, dan kemudian terserah pada Anda untuk semacam melayani diri sendiri," ujarnya.

"Sayangnya, tidak akan ada makanan besar dan elegan yang pernah Anda lihat di masa lalu," lanjut dia.

Singapore Airlines, misalnya, telah menangguhkan layanan makanan untuk penerbangan di Asia Tenggara dan ke China.

Saat naik, penumpang diberikan tas makanan ringan dengan air dan minuman sebagai gantinya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Prakiraan BMKG: Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 24-25 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 24-25 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Pencairan Jaminan Pensiun Sebelum Waktunya | Prakiraan Cuaca BMKG 24-25 Mei

[POPULER TREN] Pencairan Jaminan Pensiun Sebelum Waktunya | Prakiraan Cuaca BMKG 24-25 Mei

Tren
Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Tren
AS Hapuskan 'Student Loan' 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

AS Hapuskan "Student Loan" 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

Tren
Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com