Pada penerbangan Garuda, para kru menjaga jarak aman dari saat penumpang menaiki pesawat, penumpang duduk, hingga saat pesawat mendarat, kata pramugari senior Thamy Karamina.
"Kita perlu memastikan interaksi di pesawat tidak akan menyebarkan virus," tutur Irfan.
Hal tersebut termasuk interaksi antara awak kabin dan penumpang.
"Di kelas bisnis, kami biasa berlutut untuk mempertahankan kontak mata yang baik ketika kami berinteraksi dengan penumpang," ujar Thamy.
Tujuannya, membuat penumpang merasa lebih nyaman.
United Airlines juga mengurangi kontak antara pramugari dan pelanggan, misalnya selama layanan makanan ringan dan minuman.
Para penumpangnya akan diminta untuk turun dalam kelompok yang terdiri dari lima baris sekaligus.
Thamy merasa, para pelancong akan melihat manfaat dari langkah-langkah baru ini.
"Ini adalah bentuk perhatian baru yang kami berikan kepada penumpang kami. Di masa lalu, penumpang akan senang mendapatkan layanan penuh perhatian, tapi sekarang, jarak sosial adalah bagian dari layanan. Itu akan membuat penumpang merasa lebih nyaman," katanya.
Baca juga: Menyoal Proses Refund Tiket Pesawat via Pegipegi di Masa Pandemi Corona
Pihak maskapai berjanji tetap akan melayani penumpang dengan baik. Tapi, dengan realitas baru, layanan akan terlihat berbeda.
Wakil presiden regional IATA (Asia-Pasifik) Conrad Clifford mengatakan, katering on board bisa sangat sederhana.
"Itu akan dikirimkan kepada Anda mungkin saat naik, dan kemudian terserah pada Anda untuk semacam melayani diri sendiri," ujarnya.
"Sayangnya, tidak akan ada makanan besar dan elegan yang pernah Anda lihat di masa lalu," lanjut dia.
Singapore Airlines, misalnya, telah menangguhkan layanan makanan untuk penerbangan di Asia Tenggara dan ke China.
Saat naik, penumpang diberikan tas makanan ringan dengan air dan minuman sebagai gantinya.