Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/08/2022, 19:02 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Di antaranya termasuk berbagai jenis kanker, infertilitas, komplikasi kehamilan, masalah perkembangan, kondisi sistem kekebalan tubuh, penyakit usus, hati dan tiroid, serta berpotensi menurunkan efektivitas vaksin pada anak-anak.

"PFAS (bahan kimia dalam air hujan) juga cenderung menyebabkan kerusakan tambahan pada lingkungan, tetapi hal ini belum dipelajari secara rinci," ungkapnya.

Dia menambahkan, risiko-risiko tersebut menyebabkan PFAA (perfluorinated alkyl acids) serta sebagian besar PFAS lainnya dilarang atau sangat dibatasi dalam 20 hingga 30 tahun terakhir, kecuali di China dan beberapa negara Asia lainnya.

"PFAS tidak mudah rusak, yang berarti mereka tetap berada di lingkungan (dalam waktu) lama setelah diproduksi dan sama beracunnya. Hal ini menyebabkan para ilmuwan menjuluki PFAS sebagai 'bahan kimia selamanya'," kata Cousins.

Tingginya kandungan zat kimia dalam air hujan

Dalam studi tersebut, para peneliti mengumpulkan data dari sampel air hujan yang dikumpulkan di seluruh dunia.

 

Baca juga: Waspadai, Mandi Air Hangat Setelah Makan Bisa Memicu Gangguan Pencernaan

Kemudian, menemukan kandungan PFAS masih sangat tinggi dalam air hujan yang didapatkan dari banyak tempat di Bumi itu.

"Para ahli berharap bahwa konsentrasi PFAS mungkin sudah mulai menurun sekarang, tetapi ini jelas tidak terjadi," terang Cousins.

Sebaliknya, lanjut dia, tim menduga bahwa PFAS semakin menjadi zat yang tidak aman bagi manusia.

Temuan yang paling mengejutkan dalam studi ialah tingkat PFOA (perfluorooctanoic acid) dalam air hujan setidaknya 10 kali lebih tinggi dari batas aman yang ditetapkan Environmental Protection Agency (EPA).

Ini termasuk air hujan dari Dataran Tinggi Tibet dan Antartika.

Baca juga: Apakah Ikan Merasa Haus dan Minum Air Laut?

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com