Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Beberapa Orang Sering Merasa Diawasi meski Tidak Ada Siapa Pun?

Kompas.com - 28/04/2024, 17:32 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa dari Anda mungkin pernah merasa diawasi padahal tidak ada orang di sekitar.

Jika mengalaminya, Anda tidak sendirian.

Baca juga: Temuan Baru: Orang Lebih Produktif Ketika Diawasi

Tapi kira-kira mengapa pikiran Anda membuat Anda merasa seolah-olah sedang diawasi?

Merasa diawasi

Manusia kemungkinan besar berevolusi menjadi peka terhadap tatapan orang lain, dan diperkirakan otak manusia memiliki jaringan saraf yang didedikasikan hanya untuk memproses tatapan.

Perhatian terhadap tatapan muncul karena dapat mendukung interaksi kerjasama antar manusia.

Kemampuan ini biasanya tidak sulit untuk dikuasai.

Cukup mudah untuk mengetahui arah pandangan seseorang karena kita dapat melihat ke arah mana pupil mereka fokus dan dengan pengelihatan tepi kita dapat menangkap isyarat, yang menunjukkan bahwa seseorang sedang melihat kita.

Namun terkadang, meski tidak ada yang melihat, rangsangan dari luar bisa membuat kita merasa takut dan melihat sekeliling apakah kita sedang diawasi.

Menurut Leslie Dobson, seorang psikolog klinis dan forensik, ada sejumlah alasan mengapa seseorang merasa seolah-olah sedang diawasi.

Mengutip Live Science, penyebab tersebut mencakup spektrum yang luas, termasuk paparan terhadap buku, film, atau berita menakutkan.

"Itu bisa terjadi ketika kita menonton atau membaca film thriller yang menampilkan tokoh yang dibuntuti oleh sosok yang mengancam, atau mendengar suara-suara saat sendirian di rumah," kata Dobson.

Baca juga: Kera Bisa Kenali Kawanannya yang Sudah Puluhan Tahun Tidak Dilihat

Selain itu rasa diawasi juga timbul karena kewaspadaan berlebihan setelah peristiwa yang membuat stres atau traumatis.

Bagi orang yang pernah mengalami peristiwa traumatis, kewaspadaan berlebihan menjadi mekanisme pertahanan yang dimaksudkan untuk mencegah mengalami stres di masa depan.

“Dalam kasus yang lebih ekstrem, seseorang yang mengalami paranoia dan kewaspadaan berlebihan sering kali terkait dengan kondisi kesehatan mental atau penyakit otak fisik yang mendasarinya,” kata Dobson.

Dokter Alice Feller, psikiater klinis yang berbasis di California mengatakan bukan hal yang aneh jika orang merasa diawasi.

Tetapi juga perlu dicari tahu apakah perasaan diawasi itu merupakan bagian dari penyakit mental atau tidak.

Misalnya, gejala skizofrenia termasuk kewaspadaan berlebihan dan paranoia, yang dapat mencakup khayalan bahwa seseorang sedang memperhatikan Anda.

Terlepas dari penyebabnya, Feller dan Dobson sama-sama mengatakan bahwa ada baiknya mencari dukungan kesehatan mental jika Anda mengalami paranoia terus-menerus.

Hal ini terutama berlaku jika perasaan diawasi terjadi meskipun ada bukti fisik bahwa tidak ada orang lain di sana, atau jika kecemasan karena diawasi menjadi lebih buruk.

Baca juga: Apa Saja Gejala Mata yang Tidak Sehat?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com