Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Orang yang Bangun Pagi Lebih Bahagia? Ini Kata Ahli

Kompas.com - 12/05/2024, 11:00 WIB
Fadila Rosyada Hariri,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam masyarakat modern, kita sering dibagi menjadi dua kelompok: mereka yang bangun pagi dan mereka yang begadang hingga larut malam.

Tapi manakah yang lebih bahagia?

Baca juga: 7 Alasan Bangun Pagi Bermanfaat untuk Kesehatan

Dikutip dari Science Focus, banyak penelitian menunjukkan adanya hubungan antara kecenderungan bangun pagi dan tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi.

Sebagai contoh, sebuah studi terhadap mahasiswa kedokteran di Universitas Dokuz Eylul di Turki menemukan bahwa skor yang lebih tinggi pada preferensi bangun pagi dikaitkan dengan skor kebahagiaan yang lebih tinggi.

Dalam studi ini, 26,6 persen dari mereka yang dianggap sebagai burung hantu melaporkan tingkat kebahagiaan yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok yang lebih suka bangun pagi.

Baca juga: Kenapa Kurang Tidur Bikin Badan Pegal-pegal?

Penelitian dari Universitas Leipzig menunjukkan bahwa keuntungan emosional juga terwujud dalam kepuasan hidup yang lebih besar dan berkurangnya kerentanan terhadap masalah kesehatan mental bagi orang-orang yang cenderung bangun pagi.

Di sisi lain, orang-orang yang cenderung burung hantu atau menyukai tidur larut malam lebih mungkin mengalami gejala depresi, gangguan afektif musiman, dan masalah penyalahgunaan obat-obatan.

Perbedaan ini tidak hanya berkaitan dengan pola tidur, tetapi juga dengan keterampilan pengaturan emosi yang lebih baik dan sikap yang lebih positif terhadap waktu bagi mereka yang suka bangun pagi.

Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang asal-usul preferensi tidur kita dan apakah kita dapat mengubahnya.

Meskipun kronotipe dan kepribadian memiliki korelasi yang kuat, baik kronotipe maupun kepribadian dapat diubah oleh faktor-faktor di luar genetik, seperti lingkungan keluarga dan pekerjaan.

Baca juga: Apa Penyebab Sulit Bangun Pagi?

Meskipun ada beberapa tips dasar untuk mengubah preferensi tidur, seperti menghindari penggunaan perangkat digital di malam hari dan menciptakan rutinitas pagi yang menyenangkan, penelitian menunjukkan bahwa perubahan kronotipe mungkin bukan cara cepat untuk meningkatkan kebahagiaan.

Temuan dari Warsawa University menunjukkan bahwa perubahan menuju kebiasaan bangun pagi tidak selalu dikaitkan dengan peningkatan suasana hati dan kepuasan hidup.

Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara kronotipe dan kebahagiaan mungkin lebih kompleks.

Jadi, meskipun kebahagiaan dapat berkontribusi pada preferensi tidur, memahami dan menerima kronotipe kita sendiri serta menemukan kepuasan dalam rutinitas harian kita mungkin merupakan kunci untuk hidup yang lebih bahagia dan produktif, terlepas dari apakah kita menyukai bangun pagi atau tidur larut malam. 

Baca juga: Mengapa Sebagian Orang Suka Bangun Pagi, DNA Neanderthal Jelaskan

Artikel ini dibuat dengan bantuan artificial intelligence (AI). Dimohon untuk bijak memanfaatkan informasi. Jika Anda menemukan ada kesalahan informasi atau kesalahan konteks, silakan memberi tahu kami ke redaksikcm@kompas.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com